Lensa JogjaLensa Terkini

Pengelolaan Sampah Tuntas Kalurahan Wukirsari di 16 Pedukuhan

Gerakan Bantul Bersih Sampah 2025 yang digulirkan Pemerintah Kabupaten Bantul mulai membuahkan hasil. Volume sampah yang dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan berkurang. Hal itu tak lepas dari besarnya kepedulian masing-masing kalurahan yang menggerakkan pengelolaan sampah tuntas di masing-masing pedukuhan, salah satunya di Kalurahan Wukirsari, Imogiri, Bantul.

Bank Sampah Pesona 5 yang dikelola oleh Pedukuhan Manggung RT 05, Wukirsari, Imogiri, Bantul ini mulai menggelar panen sampah perdana.

Warga nampak antusias menyetorkan sampah yang sebelumnya telah mereka pilah dari rumah. Mulai dari sampah jenis plastik, logam, kain hingga residu lainnya dipisah dan dimasukkan ke dalam karung yang berbeda. Kemudian ditimbang dan dicatat di dalam buku sebagai tabungan dengan nilai nominal rupiah. 

Bank sampah di RT 05 ini telah resmi di-launching dan bakal menyusul enam RT lainnya di Pedukuhan Manggung dengan konsep serupa.

Upaya Membentuk Sikap Peduli terhadap Lingkungan

Mengusung konsep pemberdayaan masyarakat, pilah sampah tuntas dari rumah adalah sebuah program yang diinisiasi oleh Lurah Wukirsari. Program ini telah diterapkan di 16 pedukuhan di wilayahnya. Tujuannya untuk pembentukan karakter masyarakat agar memiliki sikap peduli terhadap kebersihan lingkungan guna mendukung terwujudnya Bantul Bersih Sampah 2025.

“Program seperti ini sudah kita laksanakan di beberapa pedukuhan di Wukirsari. Dan program seperti ini nantinya akan kita laksanakan di seluruh RT Kelurahan Wukirsari. Agar program Bupati Bantul, program bersama 2025 penanganan sampah tuntas di masing-masing wilayah bisa terwujud. Dan alhamdulillah kita mendapat pendampingan dari pemerintah. Dengan mendapat dana PPBMP dan juga mendapat pendampingan dari timdis maupun KSM Pilah Berkah,” kata Susilo Hapsoro, Lurah Wukirsari.

Langkah strategis Kalurahan Wukirsari ini juga turut memperoleh apresiasi dan dukungan dari pemerintah daerah. Didukung dengan dana desa senilai ratusan juta rupiah serta program pemberdayaan masyarakat padukuhan (PPBMP). Diharapkan program pengelolaan sampah tuntas tersebut dapat dikembangkan di kalurahan lainnya.

“Memang ke depan kita sudah tidak menggantungkan lagi dengan TPA Piyungan. Jadi edukasi perubahan perilaku di lingkungan masyarakat untuk melakukan pengurangan sampah itu menjadi sangat penting. Kemudian yang kedua mendorong pemerintah kelurahan untuk ikut berperan melakukan pengolahan sampah melalui bumkal-bumkalnya. Dan yang ketiga Pemerintah Daerah untuk terus berupaya akan membangun beberapa fasilitas untuk mengolah sampah. Yang itu belum bisa ditangani, belum bisa diselesaikan di level-level masyarakat maupun kelurahan,” kata Ari Budi Nugroho, Kepala DLH Bantul.

Pendampingan dari KSM Pilah Berkah

Program tersebut juga tak lepas dari upaya KSM Pilah Berkah Imogiri yang terus bekerja sama dan memberikan pendampingan di tiap kalurahan. Dengan menerapkan lima platform program pengelolaan sampah tuntas berskala rumah tangga berkelanjutan dan paripurna yang selama 10 bulan terakhir dari mulai bulan April tahun 2023 hingga Maret 2024 mampu mengurangi sampai di Kabupaten Bantul sampai lebih dari 15.600-an ton.

Pengelola KSM Pilah Berkah, Arif Solikhin, memberikan keterangannya. “Kami memiliki nota kesepahaman dengan Kelurahan Wukirsari di mana lima platform penanganan tuntas pengolahan sampah. Bagaimana kami memberikan nilai program, bagaimana kami memberikan pendampingan tanpa jeda. Bagaimana kami memberikan upaya tuntas penanganan pengolahan sampah. Dan yang paling penting bagaimana memberikan satu jaminan market. Di mana masyarakat yang sudah memilah sampah tidak akan ada yang tertolak maka menjadi dampak lingkungan. Baik di sungai, baik itu di laut, baik itu di TPA.”

Bahkan efektivitas program yang dijalankan di Kalurahan Wukirsari ini juga menarik perhatian sejumlah mahasiswa di Yogyakarta untuk melakukan proyek penelitian dan studi lapangan yang hasilnya nanti akan disebarluaskan kepada masyarakat di berbgai daerah dengan satu slogan ‘Sampahku Tanggungjawabku’ bukan tanggung jawab orang lain.

“Program ini, kita sebagai mahasiswa memantik seluruh masyarakat memberikan contoh yang baik bagaimana mengelola sampah itu dengan benar, karena Sampahku Tanggung Jawabku bukan orang lain,” kata Muhammad Kamil, mahasiswa.

Penulis; Joko Pramono

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca : https://lensa44.com/sistem-pengelolaan-sampah-berskala-rumah-tangga/

Share