Kemenkes Siap Penuhi Kebutuhan Mammogram di Seluruh Indonesia
Menyusul diperingatinya Hari Tanpa Bra atau No Bra Day yang jatuh pada 13 Oktober lalu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berkomitmen akan memenuhi kebutuhan mammogram di setiap rumah sakit di Indonesia.
Mammogram adalah proses pemeriksaan payudara menggunakan sinar-X dosis rendah. Mammografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara.
Komitmen pemenuhan fasilitas mammogram, kata Budi, dilakukan guna mendeteksi dini penyakit kanker payudara. Mengingat, kanker payudara menjadi salah satu penyumbang kematian terbesar di Indonesia.
“Kanker lebih baik dideteksi sedari dini jangan dideteksi setelah stadium 3 atau 4. Deteksinya yang paling gampang adalah dengan Sadanis (periksa payudara secara klinis) dan Sadari (periksa payudara sendiri). Tapi kalau yang standar WHO itu harus menggunakan mammogram,” kata Menkes dalam keterangannya, dikutip pada Senin (17/10).
Menkes Budi pun menjelaskan bahwa ketersediaan mammogram di Indonesia masih sangat sedikit. Dari 3 ribu rumah sakit yang ada di seluruh wilayah, hanya 200 rumah sakit yang sudah memiliki Mammogram.
Untuk itulah, pemenuhan fasilitas Mammogram di seluruh Indonesia ditargetkan rampung pada 2024 mendatang.
“Dari 514 kabupaten/kota kita, yang punya mammogram di bawah 100 kabupaten/kota. 80% wanita Indonesia tidak bisa dideteksi kanker payudara. Saya pastikan 2024 sudah punya mammogram di 514 kabupaten/kota. Yang paling penting adalah hidup sehat jangan terkena kanker,” terangnya.
Sementara itu, presentase kasus kanker payudara di Indonesia tercatat mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker, menurut Data Globocan tahun 2020, dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan RI.
Dari angka kasus itu, terdata pula kasus kematian dari kanker payudara mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus. (AKM/L44)