Lensa Manca

Xi Jinping akan Kunjungi Rusia untuk “Sowan Perdamaian”

Presiden Tiongkok Xi Jinping dikabarkan bakal berkunjung ke Rusia pada pekan depan. Perdana sejak Negeri Beruang Merah menginvansi Ukraina, Presiden Tiongkok Xi Jinping akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow.

Diketahui, dalam kunjungan tersebut akan dilakukan pembicaraan dengan sekutu strategisnya, Presiden Vladimir Putin, di tengah situasi perang Rusia-Ukraina. Adapun pertemuan keduanya, merupakan undangan dari Vladimir Putin yang akan berlangsung antara 20-22 Maret 2023.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Putin dan Xi akan mengadakan pertemuan empat mata saat makan malam informal pada hari Senin (20/3) depan.

Kemudian pada hari Selasa, keduanya akan mengambil bagian dalam pembicaraan yang lebih luas. Kunjungan Xi kali ini, telah lebih dari setahun setelah invansi Rusia ke Ukraina, sebuah perang yang telah mengucilkan Moskow di panggung internasional.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyebutkan, bahwa agenda Xi Jinping mengunjungi Rusia adalah sebagai kunjungan untuk sebuah perdamaian.

“Yang bertujuan untuk mempraktikkan multilateralisme sejati, meningkatkan tata kelola global, serta memberikan kontribusi bagi perkembangan dan kemajuan dunia,” ungkap Juru Bicara Kemenlu Tiongkok, Wang Wenbin.

Dalam konferensi pers reguler, dia juga mengatakan bahwa kedua pemimpin negara akan bertukar pandangan tentang hubungan bilateral dan isu-isu utama internasional dan regional.

“Saat ini, perubahan yang tidak terlihat dalam satu abad berkembang pesat dan dunia telah memasuki periode kekacauan baru. Tiongkok akan menjunjung tinggi posisinya yang objektif dan adil dalam krisis Ukraina dan memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan pembicaraan damai,” lanjutnya.

Tiongkok yang merupakan sekutu utama dari Rusia, telah berusaha memposisikan dirinya sebagai pihak netral dalam konflik tersebut, mendesak Moskow dan Kyiv untuk menyelesaikannya melalui negosiasi.

Dalam sebuah makalah posisi 12 poin tentang perang yang telah diliris bulan lalu, Tiongkok menyerukan dialog dan menghormati kedaulatan teritorial semua negara.

Tetapi, para pemimpin Barat telah berulang kali mengkritik Beijing karena upayanya gagal untuk mengutuk invansi, dan menuduhnya memberi Moskow perlindungan diplomatik untuk perangnya.

Amerika Serikat bahkan mendukung Tiongkok untuk mempertimbangkan pengiriman senjata untuk mendukung perang Rusia. Namun kemudian, klaim ini dibantah dengan keras oleh pihak Beijing.

Sementara Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang sendiri, mengungkapkan kepada Kuleba bahwa Beijing selalu menjunjung tinggi sikap objektif dan adil dalam masalah Ukraina, berkomitmen untuk mempromosikan perdamaian dan memajukan negosiasi.

“Serta menyerukan kepada komunis internasional untuk menciptakan kondisi bagi pembicaraan damai,” demikian keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri Tiongkok. (BTP/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *