Lensa Manca

Saling Serang dan Berebut Kedaulatan, Tsai Ing-Wen Tak Ingin Ada Konfrontasi Militer

Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen memperebutkan kedaulatan masing-masing wilayah kekuasaan di tengah meningkatnya ketegangan antar dua negara. Mereka saling serang melalui pidato selama akhir pekan, Senin (11/10).

Keduanya saling serang bermula ketika Xi menyampaikan pidato yang berisi upaya untuk menyatukan kembali Taiwan dengan China pada Sabtu (9/10). Penyatuan dua negara ini dikenal  dengan konsep yang bernama prinsip “Satu China”.

“Separatisme untuk kemerdekaan Taiwan merupakan tantangan terbesar untuk mencapai reunifikasi, dan bahaya tersembunyi yang paling serius dalam pemulihan nasional,” kata Xi, seperti dikutip dari Reuters.

Xi kemudian menjelaskan bahwa mengutamakan dasar kepentingan rakyat Taiwan ini akan dilakukan dalam reunifikasi. Tetapi, ia juga menegaskan bahwa China akan melindungi kedaulatan dan kesatuannya.

“Tak ada yang boleh meremehkan tekad teguh, keinginan kuat, dan kemampuan besar rakyat China untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya,” jelas Xi.

Sementara itu, Tsai lantas membalas pernyataan Xi  tersebut melalui pidato perayaan Hari Nasional Taiwan pada Minggu (10/10). Tsai menegaskan bahwa ia ingin meredakan ketegangan di Selat Taiwan selama beberapa waktu belakangan.

Tsai juga mengungkapkan bahwa Taiwan tak akan “bertindak gegabah.” Dia menekankan sikapnya ini tak boleh diartikan bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan.

“Kami akan terus meningkatkan pertahanan nasional kami dan menunjukkan tekad kami untuk melindungi diri sendiri demi memastikan tak ada siapapun yang dapat memaksa Taiwan mengambil jalan yang sudah ditetapkan China untuk kami,” tegasnya.

Dia juga menambahkan bahwa jalan yang diberikan China tak ada yang menawarkan cara hidup bebas dan demokratis bagi Taiwan. Terlebih, kedaulatan bagi 23 juta rakyat Taiwan.

Kemudian beberapa jam setelahnya, Xi merilis pernyataan melalui kantor perwakilan China untuk perihal Taiwan mengecam keras pidato Tsai.

“Provokasi kemerdekaan otoritas Partai Demokratik Progresif merupakan sumber ketegangan dan guncangan dalam relasi antar-selat dan merupakan tantangan terbesar atas perdamaian dan stabilitas di sekitar Selat Taiwan,” bunyi pernyataan tersebut.

Setelah itu, Joseph Wu, Menteri Luar Negeri Taiwan, mengatakan bahwa pihaknya siap jika harus berperang dengan China. Sementara itu, Tsai menyatakan Taiwan tak ingin ada konfrontasi militer dengan siapapun, termasuk China. Dia juga bersumpah pihaknya akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kedaulatan Taiwan. (AK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *