Prospek Cerah Budidaya Si Mungil Ikan Manfish

Di tengah menjamurnya penghobi ikan hias, ikan manfish atau ikan layang-layang menjadi salah satu ikan hias yang banyak dicari mansyarakat. Tak heran, ikan yang memiliki tubuh dan sirip pipih dengan warna yang menawan, ikan asli dari perairan amazon tersebut kini banyak dikembangkan petani ikan hias di Yogyakarta.

Ikan manfish merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang cukup populer. Meski memiliki tampilan yang sangat cantik dan indah, ikan ini cukup menantang untuk dibudidayakan.

Gatot Sasmito warga Jodog, Pandak, Bantul adalah salah satu pembudidaya ikan manfish yang terbilang sukses mengembangkan ikan asli perairan Amazon tersebut. Butuh waktu satu tahu untuk dirinya belajar mengembangbiakkan ikan berpostur segitiga ini.

Sigit sudah membudidayakan ikan layang-layang sejak empat tahun lalu. Ia memulai usaha ini dari tiga pasang indukan yang diperoleh dari pasar ikan hias. Jenis ikan manfish yang dibudidayakankan adalah Albino Gold, Bluebinoe, Platinum, Red Koi dan Rio Singgu. 

Kini Sigit memiliki 13 kolam ikan layang-layang dari 45 kolam yang dimiliki. Dimana setiap kolamnya rata-rata berisi 400-1.000 ikan manfish.

Ikin manfish ini banyak diminati konsumen dan dapat dijual dengan harga dijual seharga Rp. 20 ribu -30 ribu per ekor.  

Meski memiliki banyak kendala, budidaya ikan manfish terbilang cukup menjanjikan untuk menjadi sebuah peluang usaha. Permintaan di pasaran dapat dikatakan besar dan tinggi. Hal yang perlu diperhatikan adalah menjaga kualitas air agar ikan hidup sehat tanpa perlu bantuan mesin arus air.

Kolam juga harus terhindar dari paparan sinar matahari langsung maupun hujan dengan menambah penahan berupa paranet dibagian atas kolam. Butuh waktu dua bulan bagi Sigit untuk memanen manfish. Hasil panennya banyak diambil penjual ikan hias yang ada di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dalam sebulan, tak kurang dari seribu ikan manfish ludes dipasaran. (Jkp/L44)