Lensa Manca

‘Pria Bertelinga Kelinci’ Diduga Penyebab Awal Tragedi Halloween Itaewon

Kepolisian Korea Selatan saat ini sedang menyelidiki adanya tuduhan bahwa sekelompok pria yang beranggotakan setidaknya 5 -6 orang dengan hiasan telinga kelinci, menjadi penyebab kejadian tragis yang menewaskan 154 orang dan melukai 132 lainnya pada Pesta Halloween di Itaewon hari Sabtu (29/10) lalu.

Mengutip dari Media Chosun, Selasa (1/11), pihak kepolisian Korea Selatan saat ini tengah memeriksa CCTV dari kamera yang terletak di belakang Hotel Hamilton. Mereka menginvestigasi area gang tempat insiden terjadi.

Pihak kepolisian mengatakan, mereka akan mempercepat upaya untuk mengungkap penyebab insiden tersebut. Di bawah kebijakan Peninjauan Berdasarkan Bukti Digital, rekaman bisa langsung dijadikan bukti alih-alih ditinjau terlebih dahulu.

Dikatakan pula bahwa polisi dengan hati-hati meninjau kesaksian dari para saksi untuk mengumpulkan bagaimana tragedi ini terjadi. Hal ini di tengah dugaan bahwa ada orang yang sengaja mendorong.

Ada juga beberapa tuduhan yang merinci siapa yang memulai dorongan tersebut. Menurut laporan, saksi mata mengklaim bahwa ada sekelompok 5-6 pria, ada juga orang asing, termasuk di antara mereka yang menghasut hingga terjadi dorongan tersebut.

“Seorang pria yang pakai bando telinga kelinci menyuruh kami untuk terus mendorong,” ujar salah satu saksi mata.

“Aku melihatnya menyeringai dalam keadaan mabuk, kemudian mulai mendorong dengan kuat sebelum meninggalkan lokasi,” tambah saksi mata lain.

Jika memang sosok tersebut terbukti sebagai penyebab awal tragedi Halloween Itaewon, ia bisa dituntut atas pasal kejahatan hingga pembunuhan. Hal itu disampaikan Um Gun Woong, sebagai seorang profesor yang mengajar Administrasi Polisi & Kebakaran di salah satu universitas di Korea Selatan.

“Kalau seseorang mendorong orang lain dengan niat untuk menyakiti, ia bisa dituntut dengan beberapa pasal. Penyerangan, pembunuhan hingga pembunuhan tidak disengaja bisa didakwakan,” tegas Profesor Um.

Di sisi lain, beberapa saksi juga menyebut bahwa pemerintah setidaknya juga harus bertanggung jawab atas insiden tersebut. Pemerintah dinilai gagal mempersiapkan adanya kemungkinan orang berkumpul dalam jumlah besar di Itaewon. Pemerintah hanya melakukan sedikit pengendalian massa di daerah tersebut.

Wilayah Itaewon memang sudah dari tahun ke tahun menjadi tempat tujuan untuk mereka yang ingin merayakan Halloween. Namun, setelah dua tahun ditiadakan karena pandemi Covid-19, tampaknya minat warga lokal dan wisatawan untuk berkunjung meningkat.

Setidaknya sebanyak 154 orang menjadi korban tragedi Halloween Itaewon yang terjadi pada 29 Oktober 2022. Terjadi saling dorong antara pengunjung di salah satu gang di Itaewon yang menyebabkan banyak orang sesak napas hingga mengalami henti jantung. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *