HeadlineLensa Terkini

Mahfud ke Iwan Bule: Kalau Punya Tanggung Jawab Moral, Mundur!

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta Ketua Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochammad Iriawan atau Iwan Bule untuk mundur dari jabatannya buntut Tragedi Kanjuruhan.

Hal itu disampaikan Mahfud yang juga sekaligus Ketua TGIPF Tragedi Kanjuruhan saat berbicara di hadapan Forum Rektor Indonesia, Minggu (30/10).

Ia menegaskan, pemerintah tidak bisa memecat Iwan. Namun, sebagai tanggung jawab moral, ia berharap agar Iwan Bule dapat mundur.

“Kita bilang, ‘Anda enggak boleh kita pecat karena Anda orangnya FIFA. Tapi kalau Anda punya tanggung jawab moral ke rakyat Indonesia, mundur’,” ujar Mahfud, dikutip pada Selasa (1/11).

Mahfud menjelaskan, Iwan Bule tidak bisa terus berpegang teguh pada aturan dan membela bahwa PSSI tidak salah. Akan tetapi, Mahfud menyinggung tanggung jawab moral Iwan Bule di mana ada ratusan orang tewas dalam pertandingan sepak bola.

“Ya enggak bisa dong kalau begitu. Tanggung jawab moralnya gimana? Kalau aturan-aturan gitu enggak ada orang salah. Orang sudah terbunuh 135 orang,” sambungnya.

Menurut Mahfud, pengunduran diri itu juga bagian dari tanggungjawab pidana sebagai pucuk pimpinan PSSI, karena telah menyebabkan kematian orang banyak.

Di lain pihak, PSSI sendiri telah memutuskan untuk mempercepat KLB pemilihan pengurus. Sementara di satu kesempatan, Iwan Bule sempat menyebut bahwa mundur dari kursi Ketua Umum PSSI atas Tragedi Kanjuruhan adalah langkah pengecut.

Mahfud mengatakan KLB PSSI yang akan segera dilaksanakan itu berdasarkan rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang dibentuk pemerintah beberapa waktu lalu, guna mengusut penyebab Tragedi Kanjuruhan.

“PSSI itu secara organisatoris, tidak boleh kita intervensi. Tapi secara yuridis dia bertanggung jawab. Satu tanggung jawab pidana karena telah menyebabkan kematian orang banyak. Yang kedua, tanggung jawab moral, mundur. Segera KLB. Ganti pengurusnya, susun lagi,” jelas Mafud.

Diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (1/10) terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala, leher, dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan ada ratusan orang yang mengalami luka ringan dan berat. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *