HeadlineLensa Manca

Penyelidikan Kematian Jurnalis Aljazeera, Israel Klaim Tak Sengaja

Berdasarkan investigasi Israel atas kematian jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akhleh pada Mei lalu, mengatakan bahwa seorang tentara Israel (IDF) mungkin secara tidak sengaja menembakkan senjatanya.

Melansir dari CNN Internasional, Selasa (6/9) pihak militer Israel mengklaim bahwa anggotanya tidak pernah menargetkan Shireen Abu Akleh sebagai sasaran penembakan.

“Shireen Abu Akhel ada kemungkinan secara tidak sengaja terkena tembakan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) terhadap tersangka yang diidentifikasi sebagai pria bersenjata Palestina,” ungkap penyelidikan tersebut.

Dalam laporan tersebut, Israel juga mengungkapkan kemungkinan Abu Akhel dipukuli oleh pria bersenjata Palestina. Juga, pasukan Israel yang beroperasi di Jenin saat itu, mendapat tembakan artileri berat dari semua sisi dan merespons, termasuk ke daerah Abu Akhel, sekitar 200 meter dari posisi IDF.

Militer Israel mengaku tidak dapat mengidentifikasi Shireen Abu Akhleh sebagai jurnalis pada saat itu. Sementara pernyataan yang tersiar beberapa bulan lalu, banyak saksi mengatakan Shireenn Abu Akhel dibunuh oleh militer Israel.

“Semua bukti, fakta dan investigasi yang dilakukan membuktikan bahwa Israel bertanggung jawab dan membunuh Shireen dan harus bertanggung jawab atas kejahatannya,” kata Juru bicara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas Nabil Abu Rudine,

Sejak penembakan itu, bagaimanapun Israel dinilai telah membantah soal kesengajaan menembak wartawan Palestina, termasuk setelah melakukan penyelidikan yang mencakup wawancara dengan IDF, analisis di tempat, dan rekaman audio dan video.

“Tidak mungkin untuk mengidentifikasi secara pasti sumber tembakan yang menewaskan Abu Akler,” ucap Israel menepis tuduhan tersebut.

“Kami dapat mengatakan dengan kepastian 100% bahwa tidak ada tentara IDF yang sengaja menembak wartawan atau orang yang tidak terlibat di lapangan,” ucap seorang pejabat senior militer Israel tentang penyelidikan tersebut.

Sementara itu, dalam sebuah laporan kantor Hak Asasi Manusia PBB pada Juni lalu, mengatakan bahwa Abu Akleh telah berdiri dengan wartawan lain dan jelas bisa diidentifikasi sebagai wartawan dari helm dan jaket antipeluru biru, serta ditandai dengan lencana pers yang dipakai ketika ditembak dan tewas akibat satu peluru.

Selain investigasi Israel, pemeriksaan forensik juga dilakukan di bawah pengawasan AS pada Juli lalu. Namun, pemeriksaan itu gagal tercapai kesimpulannya, akibat peluru tersebut rusak terlalu parah.

Sebuah laporan dari Departemen Luar Negeri AS juga menyimpulkan, bahwa dia mungkin terbunuh oleh tembakan dari posisi Israel, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa dia sengaja menjadi sasaran pasukan Israel. (HK/L44).

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *