Lensa Jogja

“Menyulap” Limbah Popok Bayi Menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomis

Sebagai salah satu penyumbang sampah terbesar kedua, limbah popok bayi menjadi persoalan pelik yang belum ada ujung penyelesaiannya.

Namun, di tangan Kelompok Swadaya Mandiri (KSM) Pilah Berkah di Tegal Paduresan, Imogiri, Bantul, sampah popok justru bisa disulap menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis, seperti bantal, boneka, pot bunga hingga gantungan kunci.

Yekti Murwani, selaku pendiri sekaligus Ketua KSM Pilah Berkah dibantu sejumlah anggota KSM, mengolah limbah popok bayi yang awalnya dipenuhi urin bayi kemudian dibersihkan isi jellynya terlebih dahulu.

Setelah terpisah, popok direndam dalam air menggunakan campuran klorin 0,5% agar terbebas dari bakteri. Proses disinfeksi ini membutuhkan waktu setengah jam kemudian dikeringkan agar mudah saat digiling.

Serpihan hasil penggilingan inilah yang kemudian diolah menjadi bahan berbagai kerajinan, salah satunya isian bantal dan boneka pengganti kapas.

Tahapan proses pengolahan ini telah melalui uji karakteristik uji lab untuk menjaga higienitasnya produk. Rata-rata dalam sehari mampu mengolah 500 buah limbah popok bayi dengan dibantu oleh 19 orang karyawannya.

Selain memiliki nilai jual, kerajinan limbah popok bayi ini juga dapat berkontribusi terhadap kebersihan lingkungan, utamanya dalam mengatasi permasalahan limbah popok bayi yang selama ini menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar kedua.

“Warga kadang sembarangan membuang popoknya di sungai, yang otomatis nanti akan mencemari sungai. Berupaya coba, mau buat kreatifitas seperti apa dengan mengolah limbah tersebut,” kata Yekti.

Dirintis sejak 2017 lalu, awalnya kelompok ini bergerak di bidang sedekah sampah. Namun saat ini, secara spesifik berinovasi mengolah popok bekas.

Selain mendukung Bantul bersih sampah, kegiatan ini juga mampu memberdayakan masyarakat sekitar. Sedikitnya ada 19 warga yang turut terlibat sebagai anggota sekaligus karyawan dalam usaha pengolahan limbah popok bayi tersebut.

Selain bantal dan boneka, limbah popok bayi ini juga dikreasikan dalam bentuklain. Untuk membuat pot bunga maupun asesoris pernikahan serta asbak, serpihan popok dicampur dengan semen dan air, kemudian dicetak. Untuk harga, produk ini dijual mulai Rp10 ribu hingga Rp25 ribu.

Namun, ada juga yang diaplikasikan menjadi hiasan gantungan kunci yang dijual seharga Rp25 ribu. Sedangkan bantal maupun guling dijual di kisaran Rp40 ribu hingga Rp75 ribu.

Selama ini, hasil olahan popok tersebut dijual secara online melalui media sosial dan mengikuti pameran-pameran.

Selain mengumpulkan dan mengolah sampah dari warga sekitar, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, seperti pengepul sampah dan konsultan di bidang lingkungan. Pengolahan ini dijalankan secara mandiri tanpa ada pembiayaan dari pihak luar. (JACK/L44)

Share

One thought on ““Menyulap” Limbah Popok Bayi Menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *