Lensa Jogja

Warga Buluswetan Sulap Limbah Gelas Plastik Jadi Piring Cantik

Limbah gelas plastik bekas minuman kemasan jika dimanfaatkan tangan terampil dapat disulap menjadi bahan kerajinan yang artistik, unik, dan bernilai jual tinggi. Upaya ini dilakukan oleh ibu-ibu anggota Kelompok Kreasi Limbah Plastik Sumber Rejeki, Sumberagung, Jetis, Bantul, Yogyakarta.

Hasil daur ulang tersebut di antaranya berupa tempat tisu, dompet, tas, tempat minuman gelas, hingga piring cantik. Produk-produk tersebut dihargai mulai 10 ribu rupiah sampai ratusan ribu rupiah.

Kaum ibu-ibu di pedukuhan Buluswetan ini termasuk sosok perempuan yang kreatif. Di sela-sela kesibukannya mengurus rumah tangga, masih menyempatkan diri mengelola sampah hingga membuat kerajinan tangan dari gelas plastik bekas.

Awalnya, gelas-gelas bekas air minum itu dipotong untuk diambil bagian bibirnya. Setelah dibersihkan, lingkaran bekas gelas minuman tersebut dirangkai menyerupai rantai kemudian dikaitkan dengan tali agar susunan rangkaian tidak mudah lepas.

Setelah tersusun, rangkaian bibir gelas tersebut dibentuk sesuai keinginan. Tak ayal kreatifitas yang dipelopori oleh Agustina Sunyi ini mampu membangkitkan perekonomian warganya.

Limbah gelas plastik bekas minuman kemasan jika dimanfaatkan tangan terampil dapat disulap menjadi bahan kerajinan yang artistik
Sumber Gambar : ADiTV / Joko Pramono Limbah Gelas Plastik Menjadi Kerajinan Tangan
Sampah Bernilai Ekonomis

Disamping sebagai kampanye dan edukasi peduli lingkungan. Mengingat penggunaan produk berbahan dasar plastik, nampaknya belum bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari.

Agustina mengatakan hal itu ia lakukan karena mendaur ulang adalah upaya konkret untuk mengubah sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomis.

“Saya bangganya bisa memanfaatkan sampah yang tidak berguna menjadi berguna dan punya nilai jual yang tinggi,” kata Agustina Sunyi, ketua pengelola.

“Oleh karena itu mulai tahun 2009 hingga saat ini, kurang 14 tahun itu kita alhamdulillah tidak pernah berhenti, jalan terus. Kemudian waktu Covid kami juga tidak berhenti. Karena sampah tidak berhenti walaupun Covid walaupun apa, sampah setiap hari ada karena sampah itu tanggung jawab kita bersama,” lanjutnya.

Ia juga mengungkapkan ada banyak pesanan yang datang ke pihaknya, seperti dari dinas-dinas. Bahkan pesanan juga datang dari luar kota, luar daerah, hingga luar negeri.

Usaha yang dilakukan Bank Sampah Sumber Rejeki ini berawal dari keprihatinan melihat sampah plastik yang dibuang sembarangan.

“Karena ini ada banyak gunanya, bisa dibuat kerajinan, berdaya guna untuk diri sendiri dan orang lain. Jadi saya tertarik untuk mengolah sampah menjadi berdaya guna. Kalau tidak dari diri sendiri siapa lagi gitu kan,” ujar Ani Yunianti, salah satu anggota.

Berkat kreativitas dan ketekunan anggotanya, sampah plastik itupun disulap menjadi beraneka ragam produk bernilai jual. Tak hanya produk dari gelas plastik, mereka juga membuat bunga dan bros dari plastik bekas, tas dari anyaman limbah plastik residu, hingga busana dari berbagai bungkus makanan ringan. Bahkan berhasil meraih juara 1 tingkat provinsi DIY.

Ada juga beragam suvenir dan pernak pernik lainnya yang lebih berdaya guna dan bernilai jual. Bahkan, produk-produk kelompok kreasi limbah plastik tersebut juga telah merambah hingga ke mancanegara seperti Malaysia, Jerman, dan Amerika.

Penulis: Joko Pramono

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca Juga : https://lensa44.com/menyulap-limbah-popok-bayi-menjadi-kerajinan-bernilai-ekonomis/

Share