Lensa Terkini

Klarifikasi Baim Wong Soal HAKI Citayam Fashion Week

Pasangan artis papan atas Baim Wong dan Paula Verhoeven, kini tengah hangat digodok warganet di sosial media. Nama keduanya, bahkan bertahan di tranding Twitter hingga hari ini, Senin (25/7).

Musababnya, adalah karena keduanya baru saja mendaftarkan Citayam Fashion Week (CFW) ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM beberapa waktu lalu.

Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) tersebut pun, kini sudah tercantum di situs resmi Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI), dan langsung menjadi sorotan warganet. Banyak warganet yang tidak setuju dengan tindakan Baim, karena menganggap akan ada tujuan komersial dari langkah ini.

Namun, Baim Wong membantah tudingan tersebut. Melalui unggahan di akun instagram pribadinya, Baim menegaskan bahwa dirinya dan istri, sama sekali tak bermaksud mengambil keuntungan dari didaftarkannya CFW ke DJKI Kemenkumham.

Ia menegaskan, bahwa CFW tetaplah milik anak-anak muda Citayam. Menurutnya, langkah ini diambil guna menjadikan CFW lebih bergengsi daripada sekedar ajang jalanan.

“Citayam Fashion Week ini bukan milik saya.. ini milik mereka semua, ini milik indonesia. Saya hanyalah orang yang punya visi menjadikan Citayam Fashion Week sebagai ajang untuk membuat trend ini menjadi wadah yang legal, dan ga musiman. Dan yang paling penting, bisa memajukan fashion Indonesia di mata dunia,” terangnya.

Ia pun menjelaskan alasannya mengambil langkah tersebut. Paula Verhoeven, istrinya, sebagai seorang model ternama mengaku melihat ada potensi dari fenomena CFW itu. Menurutnya, dengan aksi anak-anak muda di Citayam itu, menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia mulai terbuka soal fashion.

Selain soal fashion, katanya, juga bakat-bakat yang mendadak muncul dari anak-anak Citayam, dengan berlenggak-lenggok di zebra cross layaknya model professional. Baim menekankan, bahwa dirinya ingin anak-anak itu bisa menekuni bidangnya.

“Orang-orang dengan mimpi yang besar yang harus membantu mereka. Bukan karena kepentingan bisa dapet berapa? Tapi visinya itu mau dibawa sejauh apa? Dan sejauh apa kita percaya dengan tujuan itu? Dan tujuan itu untuk kesejahteraan siapa? Dan apakah manfaatnya untuk orang banyak? Terlalu banyak risiko ketika kita mempunyai cita-cita atau tujuan yang besar, karena membuat sesuatu menjadi besar pasti memelukan biaya,” jelasnya.

Baim menegaskan, bahwa entah nantinya akan diterima sebagai HAKI atau tidak, CFW tetaplah milik anak-anak Citayam dan Indonesia. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *