Lensa Terkini

Instagram LBH Yogyakarta Lenyap, YLBHI Kecam Dalih Kepolisian dan Ganjar

Akun instagram Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta mendadak hilang dan tak bisa diakses, 19 menit pasca mengunggah video terkait pengepungan dan penangkapan yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Baca juga: Puluhan Warga Ditangkap, Begini Kronologi Pengepungan Desa Wadas

Dikabarkan melalui akun Twitter @LBHYogyakarta, disebutkan bahwa akun instagramnya disadari lenyap pada Selasa (8/2) sekitar pukul 23.20 WIB. Sementara diketahui, salah satu anggotanya yakni Dhanil Al Ghifari juga sempat diamankan, namun sudah dibebaskan.

Kendati demikian, sejumlah warga sampai saat ini diketahui masih mendekam di Polres Bener.

“Peringatan! Akun @lbhyogyakarta tidak dapat diakses. Sementara itu kawan-kawan LBH Yogyakarta hingga saat ini sedang mendampingi warga Desa Wadas dan masuknya aparat kepolisian Polresta Purworejo untuk mengamankan proses pengukuran di Desa Wadas,” demikian keterangan LBH Yogyakarta, dikutip pada Rabu (9/2).

Sementara itu, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) dalam keterangan tertulisnya mengecam tindakan represif aparat tersebut. Bersamaan dengan dalih bahwa warga membawa senjata tajam, YLBHI menilai alasan tersebut merupakan penyesatan informasi.

“Berdasarkan pernyataan Kabid Humas Polda Jateng yang menyatakan alasan penangkapan warga karena membawa sajam dan parang adalah penyesatan informasi. Pada faktanya berdasarkan informasi dari warga, polisi mengambil alat-alat tajam seperti arit, serta mengambil pisau yang sedang digunakan oleh ibu-ibu untuk membuat besek (anyaman bambu),” demikian dikutip dari situs resmi YLBHI.

Tak hanya membantah dalih kepolisian, YLBHI juga mengecam sikap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengatakan bahwa aparat datang untuk memberikan pengamanan terhadap warga Desa Wadas.

“Bahwa pernyataan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di beberapa media yang menyatakan tidak ada kekerasan dan keberadaan kepolisian untuk melakukan pengamanan dan menjaga kondusifitas adalah pembohongan publik. Pada faktanya pengerahan ribuan anggota kepolisian masuk ke Wadas merupakan bentuk intimidasi serta kekerasan secara psikis yang dapat berakibat lebih panjang daripada kekerasan secara fisik,” tegasnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *