HeadlineLensa Terkini

Meski sudah Minta Maaf, Effendi Simbolon Akan Tetap Dipanggil MKD

Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) memutuskan akan tetap memanggil Anggota Komisi I dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon pada hari ini Kamis (15/9). Meski sebelumnya, Effendi sudah mengucapkan permintaan maaf yang difasilitasi oleh Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto.

Pemanggilan itu terkait dengan aduan yang diterima MKD dari masyarakat, soal ucapan Effendi yang menyebutkan bahwa ‘TNI seperti gerombolan’, pada rapat bersama Panglima TNI Andika Perkasa beberapa waktu lalu.

“Pimpinan MKD sudah melakukan rapat dengan pimpinan dan kami memutuskan untuk memanggil saudara Effendi Simbolon,” ujar Wakil Ketua MKD Habiburokhman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (14/9).

Habiburokhman menjelaskan, MKD telah menerima sedikitnya dua laporan dugaan pelanggaran etik yang dilakukan oleh Effendi Simbolon. Masing-masing laporan tersebut disampaikan secara perseorangan dan organisasi dengan mengatasnamakan Pemuda Panca Marga.

Politikus Gerindra itu juga menjelaskan, pihaknya bakal terlebih dulu memanggil pihak pengadu pada pagi hari ini. Lalu pada pukul 11.00 siang rencananya MKD akan melakukan pemeriksaan terhadap Effendi.

Ia memastikan, MKD akan tetap memproses aduan ini meskipun Fraksi PDIP meminta agar masalah ini tidak diteruskan.

Selain itu, Habiburokhman juga mengusulkan pemanggilan terhadap Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman.

“Saya juga mengusulkan agar MKD juga memanggil saudara Dudung ke MKD jadi supaya clear, yang benar katakan benar yang salah katakan salah,” kata Habiburokhman.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, pada rapat dengar pendapat 5 September lalu, Effendi menanyakan ketidakhadiran KSAD. Politikus PDIP itu lantas menyebutkan isu adanya ketidakharmonisan antara Andika Perkasa dengan Dudung Abdurachman. Ia bahkan juga menyatakan bahwa TNI seperti ormas.

“Kami banyak sekali ini temuan-temuan ini, insubordinasi, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih Ormas jadinya, tidak ada kepatuhan,” kata Effendi dalam rapat tersebut.

Ucapan itu membuat Effendi mendapatkan banyak kecaman. Sejumlah pimpinan wilayah TNI bahkan menilai pernyataan Effendi itu memecah belah mereka.

Kecaman dari para perwira TNI itu diduga berawal dari perintah Dudung. Dugaan itu muncul setelah sebuah video berisi instruksi Dudung viral di media sosial. Dalam video itu, Dudung meminta para bawahannya untuk bergerak hingga memanfaatkan FKPPI untuk mengecam ucapan Effendi.

Setelah mendapat kecaman atas ucapannya itu, Effendi Simbolon menyampaikan permohonan maaf. Dia mengaku tidak bermaksud mendiskreditkan TNI.

“Sekali lagi, demi Allah, demi Tuhan saya tidak pernah men-judge sebagaimana yang beredar, apalagi saya sendiri juga bagian keluarga besar TNI,” ujar Effendi. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *