Lensa Terkini

Puluhan Warga Ditangkap, Begini Kronologi Pengepungan Desa Wadas

Polemik penolakan pengukuran tanah di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kini semakin tampak mengerikan. Dilansir dari keterangan tertulis yang diceritakan oleh akun twitter @Wadas_Melawan, dikatakan bahwa aparat telah melakukan pengepungan sejak Senin (7/2) lalu.

Di hari pertama pengepungan, ditaksir jumlah aparat yang berjaga dengan mendirikan tenda di Lapangan Kaliboto setempat, mencapai ribuan personel. Lapangan tersebut terletak tepat di belakang Polsek Bener. Malamnya, Desa Wadas mendadak dilanda pemadaman listrik, sementara desa-desa sekitarnya tetap menyala.

Kemudian esoknya pada Selasa (8/2), seorang warga bersama istrinya, mendadak dihampiri dan ditangkap oleh aparat saat sedang sarapan di warung dekat Polsek Bener. Namun, sang istri berhasil kabur dan kembali ke Desa Wadas. Sampai saat ini, belum diketahui keberadaan warga tersebut.

Sekitar pukul 08.00 WIB, ribuan aparat bersenjata bersama anjing-anjingnya menggelar apel di lapangan setempat. Satu jam kemudian, beserta tim pengukur dari Kantor Pertanahan Purworejo, mereka mulai memasuki perkampungan Desa Wadas.

Mereka juga merobek dan melepas berbagai poster penolakan terhadap proyek pertambangan di Desa Wadas, yang menjadi penyulut masalah ini.

Menjelang siang sekitar pukul 10.48 WIB, aparat bukan saja berjalan menyusuri Desa Wadas, melainkan juga membawa serta mobil, motor, beserta alat pelindungnya. Mereka menangkapi warga yang tengah mujahadah di masjid di Dusun Krajan. Sementara itu, proses pengukuran telah dilakukan oleh tim di hutan setempat.

Aparat juga menyasar ibu-ibu yang sedang membuat besek di posko-posko jaga. Mereka merampas segala peralatan pembuatan besek. Diketahui, telah ada sekitar 40 orang ditangkap tanpa alasan yang jelas.

Aparat menyisir setiap rumah warga tanpa izin dan merampas peralatan besek mereka. Tak hanya merampas, aparat juga disebut melontarkan kata-kata kasar dan makian kepada warga. Padahal, di sana ada anak-anak, perempuan, dan lansia.

Penangkapan juga dilakukan kepada anak-anak kecil dan pemuda-pemuda yang hendak pergi ke masjid. Sinyal di Desa Wadas juga tidak terhubung, diduga ada indikasi takedown dari pihak berwenang.

Terpantau hingga pukul 17.30 WIB, sejumlah ibu-ibu masih terkepung di masjid Dusun Krajan. Beberapa dari mereka berhasil keluar dan berusaha mencari cara untuk membantu warga lain kabur dari kepungan itu, atau sekedar mengirim makanan dan minuman.

“Polisi juga menuduh warga yang ditangkap membawa senjata tajam. Padahal, aparat sendiri yang justru datang membawa senjata dan tameng. Tidak ada warga yang sengaja membawa senjata tajam, apalagi dihalangi aparat kepolisian. Aparat kepolisian sendirilah yang merangsek masuk ke rumah-rumah warga dan merampas alat pertanian dan membuat besek  milik warga. Tuduhan aparan kepolisian bahwa ada beberapa warga yang membawa senjata tajam dan melakukan perlawanan menjadi ungkapan yang tidak berdasar,” demikian keterangan dari Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (Gempa Wadas). (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *