Dosen Ekonomi UMY Sebut Indonesia Tidak Akan Terdampak Resesi Ekonomi
Isu terkait kemunculan fenomena resesi global di tahun 2023 semakin ramai dibahas dalam diskusi ilmiah di bidang ekonomi.
Ayif Fathurrahman, dosen ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), menyampaikan bahwa Indonesia tidak akan terkena resesi yang dapat mengancam perekonomian nasional.
Menurutnya, ketahanan ekonomi Indonesia didasarkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah keterlibatan Indonesia terhadap aktivitas ekonomi internasional masih tergolong rendah.
“Indonesia tidak seperti Turki atau Amerika Serikat, keterlibatan kita dalam forum internasional di bidang ekonomi masih sangat terbatas di bawah 20%. Namun dampak positif dari Indonesia yang belum menggunakan instrumen seperti digital international payment adalah menjadi tidak rapuh terhadap ketidakpastian ekonomi global,” ujar Ayif dalam kajian diskusi ilmiah bertajuk “Dialog Mahasiswa Terhadap Resesi Ekonomi 2023”, Selasa (17/1)
Ayif menjelaskan, ketahanan ekonomi Indonesia bisa dilihat dari sektor yang masih stabil pertumbuhannya, seperti sektor ekspor-impor. Misalnya, dalam triwulan terakhir, stabilitas kegiatan ekspor-impor Indonesia terbilang baik bahkan cenderung meningkat. Termasuk harga beberapa komoditas minyak mentah seperti sawit dan logam, yang juga meningkat dan menguntungkan Indonesia.
Bahkan, pendapatan Indonesia pada 2021 melalui ekspor batu bara, tercatat mampu mencapai Rp400 triliun.
Kendati dengan nominal sebesar itu, kenyataannya, komposisi ekspor-impor dari total Produk Domestik Bruto (PDB) hanya sekitar 50%, sehingga guncangan ekonomi di tingkat global tidak akan terlalu berdampak.
Hal ini, kata Ayif, disebabkan karena stabilitas ekonomi nasional lebih dipengaruhi oleh keberadaan UMKM yang juga menjadi bentuk antisipasi pemerintah Indonesia.
“UMKM di Indonesia memberikan kontribusi yang lebih besar yaitu sekitar 67%, maka jika Indonesia ingin mempertahankan fundamental ekonomi nasional harus menguatkan eksistensi UMKM,” ungkap Ayif.
Ayif sendiri tidak menyangkal bahwa masih terdapat faktor yang membuat Indonesia rentan terkena resesi, salah satunya jika masyarakat kaya di Indonesia lebih mengutamakan investasi di luar negeri dibandigkan di Indonesia, yang dapat menyebabkan Indonesia kekurangan modal.
Namun Ayif tetap optimis, bahwa selama Indonesia dapat mempertahankan basis fundamental ekonomi maka akan dapat bertahan dari resesi.
“Justru Indonesia dapat menjadikan ini sebagai peluang bukan ancaman,” imbuhnya. (ID/L44)