Karya Sabetan Kuas dan Pisau Palet Samurai Jalu Dipamerkan

Tanpa kita sadari, banyak anak yang memiliki bakat dan kemampuan melukis sejak kecil. Namun siapa sangka, kebiasaan corat-coret yang mereka lakukan saat masih kecil bisa menjadi karya yang diakui dunia jika diolah dan dikembangkan dengan baik.

Seperti yang ditunjukkan oleh pelukis cilik asal Sidoharjo, Jawa Timur, Samurai Rajendriya Jalu Al-ghifari Rahman. Meski baru berusia 10 tahun, dari 21 karya yang ia ciptakan beberapa di antaranya telah meraih juara internasional kompetisi melukis saat usianya masih tiga tahun.

Ukuran karyanya bervariasi mulai dari yang terbesar ukuran 140 kali 140 sentimeter dan yang terkecil ukuran 70 kali 50 Sentimeter. Jalu membuat lukisannya dengan media cat akrilik di atas kanvas dan juga ada yang berbahan cat dengan serbuk emas logam mulia.

Keseluruhan karyanya itu kini tengah dipamerkan di Joning Artspace Jogja, Kasihan, Bantul hingga akhir Agustus mendatang.

Akrab dipanggil Samurai Jalu, baginya melukis adalah sebuah ekspresi keleluasaan bermain, memadukan corak dan warna dengan beragam eksperimen yang digoreskan dalam sabetan kuas dan palet.

“Mulai awal 2023 dia sudah mulai masuk abstrak murni. Jadi sudah mulai bebas pakai naluri dan banyak hal juga dia mencoba sendiri, misalkan diciprat, langsung dicoret pakai jemari,” Arik S. Wartono, seorang kurator.

Pameran tunggal Samurai Jalu merupakan lanjutan dari Pameran 5 Daun bersamaan dengan karya anak-anak Sanggar Daun yang dipresentasikan dalam Artjog 2023.

Samurai Jalu adalah anak dari Sanggar Daun pertama yang mengeksplorasi seni lukis abstrak murni dalam karya-karyanya.

Melihat dari karya-karya lukisan yang dipamerkan, banyak yang mengakui bahwa bocah kelas empat sekolah dasar ini memiliki jiwa dan bakat yang kuat di bidang seni melukis.

Penulis: Joko Pramono

Editor/redaktur: Rizky / Wara