HeadlineLensa JogjaLensa Terkini

Viral Snack Ala ‘Takziah’ Pelantikan KPPS Sleman, Tuai Pro Kontra

Viral snack atau jajanan ringan ala ‘takziah’ pada pelantikan calon anggota KPPS Sleman tidak hanya menuai berbagai tanggapan dari masyarakat atau netizen. Kejadian ini juga mencuri perhatian di kalangan politisi.

Pertama diutarakan dari Sekretaris DPP PDIP DIY Totok Hedi Santosa menyayangkan viralnya kejadian tersebut. Ia bahkan menilai kejadian itu merupakan kesalahan pemerintah dalam hal ini pemerintah kabupaten Sleman.

Lanjut Totok menekankan, pada dasarnya peran pemerintah sangatlah penting menjaga kestabilan pemilu 2024, terutama kewenangan yang berkaitan dengan KPPS.

Pasalnya, tanpa kehadiran KPPS Pemilu tidak bisa berjalan secara optimal. Maka pihaknya berpesan agar kejadian snack ala takziah yang terlanjur viral tersebut segera dievaluasi agar tidak memakan korban seperti 2019 silam salah satunya karena kelaparan.

Dengan demikian menurutnya untuk menciptakan kinerja yang baik tentu membutuhkan asupan yang cukup dan layak.

“Dengan adanya kejadian ini, pantas dikritik, karena apa? Supaya pemilunya berjalan baik, pemilu berjalan baik itu salah satu syaratnya panitia dari KPU, Bawaslu, Panwaslu itu netral, KPPS dipelihara. Karena coba dalam pemilu kemarin berapa korban, kalau kali ini ada korban lagi berarti ada yang tidak beres,” kata Totok Hedi Santosa.

Harus Ditindaklanjuti

Senada dengan Totok, perwakilan caleg dari Partai Ummat DIY hingga perwakilan dari Partai Gerindra DIY juga turut menyayangkan atas kejadian tersebut. Pihaknya meminta KPU segera menindaklanjuti dengan cepat permasalahannya.

“Dari saya pribadi, berkaitan dengan anggaran bukan hanya vendor. Bahkan yang harus diberikan sanksi yang KPU itu sendiri, itu menurut saya. Karena ada kelalaian di situ. Tidak memberikan kepastian, tidak memberikan koordinasi secara menyeluruh sebelum hari H-nya.” ujar Muhammad Dahlan Perwakilan Caleg Partai Ummat DIY.

Sementara itu, salah satu caleg Partai Gerindra DIY menyatakan hal itu bukan murni kesalahan dari pihak KPU. Melainkan kelalaian dari fungsi pengawasan terhadap indeks jumlah snacknya. Meski demikian, pihaknya menyarankan kepada KPU Sleman untuk mengganti snack yang lebih layak.

“Kalau ini menurut saya bukan salah KPU nya, tapi mungkin indeks dari snacknya itu berapa beda dari realitanya. Ini mungkin juga dari fungsi pengawasan itu, pengambil keputusan. Karena ini menyangkut KPPS yang memang jauh di bawah sehingga PPS-PPS di kelurahan kurang termonitor,” ungkap Budi Waljiman, perwakilan caleg Partai Gerindra DIY.

Kemudian, dari kejadian viral itulah calon anggota KPPS Sleman mengancam tidak akan ikut lagi menjadi anggota KPPS dan mengancam tidak turut mengajak elemen masyarakat lainnya untuk menyukseskan pemilu yang akan datang. Serta, mereka juga akan terus mengawal kejadian tersebut sampai ke ranah hukum.

Penulis: Olivia Ranjani

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca Juga : https://lensa44.com/pelantikan-serentak-kpps-2024-pecahkan-rekor-muri/

Share