Lensa Manca

Unilever Jual Saham Es Krim Ben & Jerry ke Warga Lokal dengan Merek Ibrani dan Arab

Perusahaan raksasa Unilever, dikabarkan menjual unit bisnisnya berupa Es Krim Ben & Jerry di Israel, kepada distributor lokal dan merencanakan akan mengganti namanya dengan merek bahasa Ibrani dan Arab. Kabar tersebut, diduga karena kontroversi yang terjadi antara Israel dan Palestina, sehingga membuat citra Ben & Jerry buruk di masyarakat.

Selain itu, penjualan saham bisnis Es Krim Ben & Jerry ini, diyakini akan membuka jalan bagi pembaruan penjualan es krim di permukiman Tepi Barat. Sebelumnya, Ben & Jerry yang ada di Israel, dipegang oleh American Quality Products (AQP).

Unilever mengaku, jika sudah lama menerima kritik dari masyarkat karena masih menjual es krim di Israel, yang sedang mengalami konflik dengan Palestina. Namun, Ben & Jerry masih bungkam atas kritik tersebut, karena sadar akan kompleksitas pasar di Israel dan akan terus memancarkan dampak positif, dengan berbisnis di sana.

“Unilever telah menggunakan kesempatan tahun lalu untuk mendengarkan perspektif mengenai masalah yang kompleks dan sesitif ini. Kami percaya ini adalah hasil terbaik untuk nasib Ben & Jerry’s di Israel,” kata pihak Unilever, dikutip dari Reuters, pada Kamis (30/6).

Kemudian, belakangan ini perusahaan Ben & Jerry berubah pendirian. Perusahaan tersebut mengatakan, bahwa mereka mendengarkan kekhawatiran para konsumen dan mitra, sehingga memutuskan penjualan es krim di wilayah tersebut.

Lalu pada tahun ini, Ben & Jerry menginformasikan kepada AQP untuk tidak memperpanjang kontraknya. Hal ini, kemudian menimbulkan kontroversi baru. Beberapa pihak mengklaim, bahwa Ben & Jerry bergabung dalam gerakan Boikot Divestasi Sanksi (DBS), yang bertujuan untuk mencabut hak Israel sebagai negara dan memiliki akar antisemitisme.

“Antisemitisme tidak memiliki tempat di masyarakat mana pun. Kami tidak pernah menyatakan dukungan apa pun untuk gerakan BDS dan tidak berniat mengubah posisi itu,” lanjutnya.

Pihak AQP pun kemudian menggungat Unilever, dengan alasan perusahaan tersebut mengakhiri hubungan bisnis yang telah berjalan selama 34 tahun untuk memboikot Israel. Namun, hal tersebut dibantah oleh Unilever dan tidak mengomentari gugatan yang telah dilayangkan. (AI/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *