Lensa Jogja

Transformasi Pertanian Modern untuk Menggaet Petani Milenial

Kementerian Pertanian terus mendorong transformasi pertanian dari tradisional menuju lebih modern. Salah satunya, modernisasi alat dan mesin pertanian (Alsintan). Ini dilakukan untuk menarik minat milenial dan generasi Z menjadi petani muda. Modernisasi peralatan pertanian diklaim lebih efektif dan efisien dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Bantul. Dalam kesempatan tersebut, Andi Amran menyempatkan diri menyaksikan secara langsung aktivitas Kelompok Tani Barokah, di Blawong, Jetis, Bantul.

Beberapa di antara peserta kelompok tani tersebut adalah petani muda. Mereka tengah sibuk melakukan proses penanaman bibit padi di sawah menggunakan peralatan modern. Sementara, di lahan lainnya mereka mengolah tanah sebelum dilakukan proses penanaman.

Menyaksikan aktivitas itu, Menteri Pertanian terlihat bangga akan produktivitas petani milenial yang mau turun ke sawah menggarap lahan pertanian.

Hal ini sejalan dengan program pemerintah yang saat ini sedang bertransformasi dari sistem pertanian tradisional menuju modern guna mencetak petani milenial dari generasi Z.

Salah satu langkah Kementerian Pertanian dalam mendorong transformasi pertanian modern yaitu dengan penggunaan mesin combine harvester dan rice transplanter. Dengan penggunaan mesin ini akan mampu meminimalisir tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas.

Selain didukung dengan mesin yang efektif dan efisien, ke depan juga diperlukan teknologi digital. Mulai dari proses menggarap lahan hingga penjualan hasil produksi. Sehingga diharapkan kontribusi petani milenial bisa hadir dalam mempercepat transformasi tersebut.

Dalam kunjungan kerjanya kali ini, Mentan juga menyempatkan untuk berdialog dengan ribuan petani di seluruh DIY yang dipusatkan di Stadion Sultan Agung, Bantul.

Penulis : Joko Pramono

Editor / redaktur : Rizky / Wara

Baca Juga https://lensa44.com/tag/proyek-pengembangan-sistem-pertanian-terpadu-di-daerah-dataran-tinggi/

Share