Tenaga Kesehatan Yogyakarta Akan Terima Vaksin Dosis Ketiga
Guna mengantisipasi paparan virus covid 19 di kalangan tenaga kesehatan, pemerintah pusat akan memberikan fasilitas vaksin dosis ketiga demi mencegah terpaparnya nakes dari virus covid 19.
Vaksin yang akan digunakan pada dosis ketiga ini adalah jenis vaksin moderna. Vaksin buatan Amerika ini dinilai lebih ampuh dalam menangkal mutasi virus covid 19 jenis alpha, gama dan beta.
Rencananya vaksin dosis ketiga ini akan disuntikkan kepada lebih dari 1,4 juta tenaga kesehatan di Indonesia.
Menurut PIC covid 19 kota Yogyakarta, Yudisari, pemberian vaksin dosis ketiga bagi para tenaga kesehatan dinilai penting mengingat tenaga kesehatan merupakan garda terdepan yang memiliki resiko tinggi terpapar virus covid 19.
Meski sudah tiba di Indonesia sejak hari minggu kemarin pihaknya mengaku belum ada informasi lanjutan terkait pemberian vaksin dosis ketiga bagi nakes di kota Yogyakarta.
“informasinya katanya vaksinnya sudah sampai di Jakarta, tetapi informasi selanjutnya belum. Harapannya dari kemetrian bahwa cukup banyak soalnya tenaga kita yang kemudian terkonfirmasi walaupun sudah divaksin karena bagaimanapun tenaga kesehatan ini memang harus berada di garda terdepan karena memang sekarang ini saking banyaknya warga masyarakat yang terpapar mulai dari level paling bawah sampai rumah sakit itu bisa dikatakan cukup kewalahan.” Jelas Yudisari, PIC Covid Kota Yogyakarta.
Dilansir dari website resmi badan PPSDM, informasi SDM kesehatan kementerian kesehatan Republik Indonesia setidaknya ada lebih dari 8 ribu tenaga kesehatan yang terdaftar di kota Yogyakarta.
Meskipun vaksin dosis ketiga ini diharapkan mampu memberikan perlindungan ekstra, namun pemberian vaksin ini tak menjadi jaminan tenaga medis terhindar dari paparan virus covid 19.
Untuk itu Yudisari menghimbau agar protokol kesehatan ketat tetap dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari lantaran penyebaran virus tak hanya datang dari pasien saja, namun dapat pula berasal dari anggota keluarga yang terpapar covid 19 maupun masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan. (ALF/L44)
