Lensa Terkini

Tanda Kamu Terlalu Baik, Tak Perlu untuk Dilanjutkan

Semua yang berada di dunia ini memang sudah memiliki batasannya, termasuk dalam hal berbuat baik.

Tidak ada yang salah dengan berbuat baik ke semua orang di sekitar kita. Akan tetapi, jangan sampai kebaikan itu membuat kita tidak nyaman, atau bahkan merusak kesehatan mental kita.

Terlebih lagi, tidak jarang ada orang yang justru memanfaatkan kebaikan kita, hanya untuk kepentingan pribadinya. Bahkan, beberapa dari mereka, orang berbuat baik hanya untuk mendapatkan validasi dan pengakuan di lingkungan sosialnya.

Lantas, harus seperti apa cara untuk membatasi diri dalam hal ini?

1. Sulit mengatakan tidak

Menolak permintaan orang lain bukanlah hal yang mudah untuk sebagian orang. Dengan alasan ‘tidak enakan’, seseorang biasanya menerima ajakan tersebut dengan tampak senang hati, padahal sebenarnya tidak mau melakukannya.

Jika hal tersebut sudah terlanjur terjadi terus menerus, maka kita perlu mengatasinya. Belajarlah untuk mengatakan ‘tidak’ dan menolak sesuatu yang sebenarnya tidak ingin kamu lakukan. Hargai waktumu dan tempatkan kebaikan tersebut di waktu yang tepat, tanpa mengganggu kenyamananmu sendiri.

2. Bertanggung jawab atas perasaan orang lain

Dalam situasi ini, orang yang terlalu baik cenderung merasa bahwa ia bertanggung jawab atas apa yang dialami orang lain. Dia kerap merasa bersalah jika dia tidak tenang atau tak kunjung memperbaiki suasana hatinya.

Sebenarnya, hal itu adalah tanggung jawab dari masing-masing orang bagaimana mereka dapat memperoleh kembali perasaannya agar menjadi stabil.

Namun, jika justru kamu menemukan ini terjadi pada orang di sekitarmu, kamu hanya perlu menempatkan diri di sampingnya dan pastikan tidak gegabah dalam bertindak. Sebab, boleh jadi, pernyataan atau tindakan yang menurutmu aman, justru akan lebih melukainya.

3. Ingin membuat orang lain senang, padahal itu sulit dilakukan

Jika kamu merasakan hal ini, maka kamu bisa menghindarinya dengan menjadi diri sendiri. Jangan terlalu khawatir tentang orang-orang di sekitarmu, apakah mereka mungkin dapat menerima perbedaan dalam dirimu.

Menjadi baik tidak harus seperti orang lain. Tunjukkan bahwa kamu “ada” dan bahwa dunia tidak terlalu buruk, sehingga kamu tak harus menyembunyikan dirimu yang sebenarnya.

4. Selalu menjadikan omongan orang lain sebagai patokan bahagia

Hal ini juga yang seringkali menyebabkan ‘makan hati’. Karena kamu akan terus melakukan hal-hal baik hanya untuk mendapatkan label ‘orang baik’ di depan orang lain.

Ingat, kamu tidak bisa membuat semua orang terkesan. Meski mungkin banyak yang menyukaimu, tapi pasti setidaknya satu atau dua orang di sekelilingmu tidak suka padamu. Bahkan, meski kamu telah melakukan hal-hal yang positif.

Apakah ciri-ciri tersebut ada padamu? Jika iya berubahlah dan berbenahlah untuk diri sendiri. Berbuat baik secukupnya agar tidak berdampak buruk pada diri sendiri. (HR/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *