HeadlineLensa Terkini

Soal Kurikulum Prototipe, Kemendikbud Bebaskan Satuan Pendidikan

Kemendikbudristek yang berencana menyederhanakan Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Prototipe untuk tahun depan, mengimbau setiap satuan pendidikan untuk benar-benar memahami terlebih dahulu terkait kurikulum baru ini.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek, Zulkifli menjelaskan bahwa Kurikulum Prototipe ini merupakan bentuk sederhana daripada Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 yang selama ini dianggap padat dan sarat materi, nyatanya tak cukup maksimal ketika dijalankan di masa pandemi. Untuk itu, dengan Kurikulum Prototipe ini, nantinya siswa dan guru hanya akan fokus pada apa yang diminati siswa, beserta setiap kebutuhan materinya.

Kendati percobaan Kurikulum Prototipe ini akan berjalan mulai 2022-2024, namun Kemendikbud mengaku membebaskan satuan pendidikan untuk akan langsung menerapkan kurikulum ini atau tidak.

“Kami ingin, satuan pendidikan (sukarela) menerapkannya berdasarkan pemahaman yang baik sehingga merasa memiliki dengan kurikulum apapun yang dipilih. Bukannya mengatakan ini kurikulum pusat. Sekali lagi, tidak ada unsur paksaan karena kalau status kebijakan ini (sifatnya) wajib, maka siapapun akan menjalankannya meski sebenarnya dia tidak mau atau tidak paham,” kata Zulkifli, seperti dilansir dalam keterangannya, Jumat (31/12).

Kemendikbud juga memperbolehkan jika ada satuan pendidikan yang ingin belajar terlebih dahulu, dan menerapkannya di tahun berikutnya. Para siswa dan guru nantinya, juga akan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik terkait pengalamannya, selama belajar dengan kurikulum baru ini.

Soal isi dan implementasi dari Kurikulum Prototipe ini, lanjut Zulkifli, ia menyebut bahwa nantinya akan ada nilai-nilai Pancasila di dalamnya. Seperti melatih kepekaan siswa terhadap lingkungan dengan cara mengelola sampah, kemudian menerapkan budaya kerja sama dan beberapa yang lain.

“Orientasinya memberi ruang kepada anak untuk berkreasi dan mengembangkan potensi belajar mereka supaya anak merasa menemukan makna dari belajar itu dan bisa memecahkan masalahnya sendiri secara mandiri maupun berkelompok sehingga sisi akademik dan nonakademiknya berkembang secara utuh,” jelasnya.

Zulkifli mengatakan, bahwa nantinya setelah 2024 akan ada evaluasi tentang perkembangan kurikulum ini. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *