Lensa Jogja

Sandang Predikat Desa Mandiri Budaya, Gunungsaren Kembali Gelar Pentas Kesenian Lokal

Meski sempat dua tahun vakum akibat pandemi Covid-19, pelaku kesenian budaya Dusun Gunungsaren, Trimurti, Srandakan, Bantul kembali menggelar pagelaran pentas budaya, Minggu (12/2).

Kesenian Reog Wayang Bekso Lelono Gunungsaren, sukses menghibur penonton sebagai pembuka rangkaian pagelaran pentas budaya Dusun Gunungsaren. Selanjutnya, mereka juga menampilkan kesenian reog klasik, jathilan hingga pertunjukan tari kreasi kontemporer.

Meski usia mereka tak lagi muda, tapi seluruh pelaku kesenian lokal itu masih nampak luwes memainkan karakter yang dibawakan. Mereka menari dengan apik mengikuti irama tabuhan gending tradisional.

Kesenian reog klasik tersebut sejatinya telah ada sejak 67 tahun yang lalu dan hingga kini masih tetap dilestarikan.

Fase regenerasi pun telah dilalui dari tahun ke tahun. Kini tongkat estafet pengembangan seni budaya tersebut diteruskan oleh pemuda setempat, yang tergabung dalam Kreatifitas Remaja Anak Gunungsaren (Krag’s).

Adapun pagelaran tahunan ini merupakan salah satu komitmen pemuda dalam melestarikan warisan nenek moyang, serta sebagai wadah kegiatan remaja yang lebih positif.

Jadi tak heran, jika desa ini kini menyandang sebagai Desa Mandiri Budaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.

Eko Rustam Aji selaku penggerak Desa Budaya Trimurti mengatakan bahwa selain untuk melestarikan budaya setempat, gelaran tahunan ini juga diharapkan mampu menjadi ikon Indonesia sebagai negara dengan ragam budaya.

“Selain itu, saya mau menonjolkan bagaimana anak-anak muda ini sedikit mengurangi kegiatan main gadget,” kata Eko.

Tak hanya mendapat antusiasme yang besar dari masyarakat, upaya pelestarian Desa Mandiri Budaya ini turut diapresiasi oleh para pemerhati budaya.

“Ini unggulan dari potensi kami, Jathilan Mega Mendung ini kebetulan yang punya cuma sini. Reog wayang juga wilayah Bantul selatan. Hampir setiap pedukuhan ada reog wayang,” kata Suyoto, pemerhati seni budaya.

Ia juga berharap, melalui upaya tersebut, potensi-potensi kesenian dan budaya lokal, Desa Trimurti khususnya, dapat terus digali dan dikembangkan agar tidak pudar. (JACK/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *