HeadlineLensa MancaLensa Terkini

Resolusi DK PBB Gencatan Senjata di Gaza Disebut Kurang Efektif

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) telah resmi mengeluarkan resolusi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada Senin (25/3) kemarin.

Namun, Qatar menyebut resolusi itu kurang efektif atau tidak memiliki ‘dampak langsung’. Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Majed Al Ansari perwakilan dari Kementerian luar Negeri Qatar.

“Pembicaraan masih berlangsung. Belum ada perkembangan apa pun yang mengarah ke pemikiran bahwa salah satu tim telah menarik diri dari negosiasi,” kata Al Ansari, dikutip Kamis (28/3).

Di sisi lain, meski resolusi sudah disahkan dan seruan Amerika Serikat (AS) agar Israel melindungi warga sipil Palestina dianggap positif. Namun, hal itu tidak artinya tanpa adanya ancaman seperti penghentian penjualan senjata agar Israel mengindahkan hal tersebut.

Dimana usai resolusi gencatan senjata itu muncul, pasukan Israel masih tetap saja meluncurkan serangan dengan menggempur habis-habisan Rafah. Akibat dari serangan itu sedikitnya 18 orang dilaporkan tewas.

Tuntutan Hamas Beda

Sementara itu, Hamas menuntut gencatan senjata penuh dan pertukaran tahanan yang merujuk pada pembebasan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, sebagai imbalan dari pembebasan sandera Israel di Gaza.

Selain itu, Hamas juga meminta penarikan pasukan Israel dari Gaza serta pemulangan warga Palestina yang kini ada di tempat-tempat pengungsian.

Tuntutan Hamas itu berbeda dengan resolusi yang disahkan oleh DK PBB. Poin-poin dalam resolusi ini mencangkup desakan gencatan senjata saat Ramadan, lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk, perluasan dan peningkatan bantuan, hingga pembebasan seluruh sandera tanpa syarat.

Resolusi itu mendapatkan dukungan dari 14 anggota dan satu abstain yakni AS.

Alih-alih menyetujui, AS memilih abstain setelah menyebut DK PBB mengabaikan permintaan pemerintahan AS untuk menambah kecaman terhadap Hamas. AS juga menyatakan ada beberapa poin yang tidak mereka setujui dalam resolusi itu. Dengan itu pihaknya memilih abstain.

Selama serangan yang luncurkan oleh Israel, pasukan Zionis telah berkali-kali menggempur habis-habisan Gaza termasuk warga sipil, rumah sakit, hingga kamp pengungsian warga Palestina.

Hingga saat ini total korban tewas akibat serangan israel mencapai lebih dari 32.300 orang yang mayoritas merupakan anak-anak dan perempuan.

Penulis: Chumaida

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca : https://lensa44.com/kependudukan-israel-makin-luas-mendesak-warga-palestina/

Share