Lensa Terkini

Pemikiran Kartini Tentang Perempuan, Cikal Bakal Habis Gelap Terbitlah Terang

Bulan April terdapat salah satu hari moment bersejarah, yakni peringatan Hari Kartini. Hari Kartini diperingati pada tanggal 21 April setiap tahun, di mana hari itu adalah hari kelahian Kartini yaitu pada 21 April 1879.

Kisahnya bermula sejak Kongres Wanita Indonesia pada 22 Desember 1929. Dalam acara tersebut, salah satu yang hadir adalah pemuda bernama Wage Rudolf Supratman (W.R. Supratman). Forum tersebut membicarakan perempuan Jawa bernama Raden Ajeng Kartini yang disebut sebagai orang yang hebat.

Di samping itu, melalui karya tulis surat menyuratnya, Kartini berhasil menggugah hati cendekiawan Belanda bernama Mr. Jacques Henri Abendanon.

Abendanon adalah sahabat pena Kartini sekaligus Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda (Indonesia), yang menjabat sampai tahun 1905. Memiliki seorang istri bernama Rosa Manuela Abendanon, yang kemudian memiliki andil cukup besar dalam kehidupan Kartini.

Pemikiran-pemikiran brilian Kartini yang ingin memajukan perempuan Indonesia, banyak terkuak melalui surat-surat yang ia kirim kepada dua sahabat penanya itu. Kartini sendiri juga banyak belajar mengenai kehidupan yang lebih luas dan maju dari sahabat-sahabat penanya tersebut.

Kartini membeberkan apa yang ada dalam pikiran perempuan Jawa pada saat itu. Mereka hanya tahu bahwa tujuan hidup mereka hanyalah menikah dan melayani suami.

“Tahukah Anda apa yang ada di pikiran perempuan Jawa? Mereka hidup hanya untuk menikah. Tidak peduli menjadi istri ke berapa,” ungkap Kartini pada Abendanon.

Dari situlah, Abenanon lantas meyakini bahwa Kartini adalah perempuan dengan pemikiran hebat.

Kartini pun rajin bersurat dengan Abendanon dan istrinya, Nyonya Abendanon, untuk menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya, serta pendapat-pendapatnya mengenai perempuan di Tanah Jawa. Kartini bersama adik-adiknya juga rajin mengikuti bimbingan mengenai gagasan etis, yang diberikan oleh Nyonya Abendanon di rumahnya.

Saat Kartini meninggal, J. H. Abendanon lah yang menerbitkan surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabat penanya di Eropa. Kumpulan surat tersebut dirangkum menjadi sebuah buku bertajuk ‘Door Duisternis tot Licht’ (1911), yang dalam bahasa Indonesia berarti ‘Dari Kegelapan Menuju Cahaya’. Buku inilah yang menjadi cikal bakal dari ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’.

Jasanya yang memperjuangkan emansipasi wanita, menjadi gerbang utama bagi seluruh perempuan Indonesia untuk mendapatkan hak belajarnya. Sebab, pada zaman dahulu tak sembarang wanita boleh mengenyam pendidikan layaknya laki-laki dan hanya kaum bangsawan saja.

Untuk mengenang jasanya, setiap tanggal kelahiran Raden Ajeng Kartini atau 21 April selalu diperingati sebagai hari Kartini. WR Supratman lalu menciptakan lagu tentang perempuan hebat itu, dengan judul ‘Ibu Kita Kartini’. Lagu yang masuk dalam lagu wajib nasional dan memiliki makna mendalam yang sepatutnya kita lestarikan. (RPN/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *