Lensa Terkini

Menular Lewat Pencernaan dan Pernapasan, Begini Cara Cegah Hepatitis Akut

Hepatitis Akut menjadi momok baru di tengah pandemi Covid-19 yang belum benar-benar usai. Sejak ditemukannya kasus tersebut di Inggris Raya dan 3 korban meninggal di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI langsung bergerak cepat dengan melakukan segala tindakan sebagai upaya pencegahan.

Selain menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology), yang menyasar pada pemangku kesehatan dan masyarakat, Kemenkes juga telah mengeluarkan informasi terkait bagaimana pencegahan Hepatitis Akut.

Dilansir dari situs resmi Kemenkes, Jumat (6/5), Hanifah Oswari, dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi RSCM FK UI, menyebutkan bahwa dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dan lain-lain. Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.

Secara umum, pencegahan penyakit yang menyerang anak-anak ini adalah tentang menjaga kebersihan yang ada di sekitar. Sementara secara khusus, tak jauh berbeda dengan pencegahan penyakit Covid-19.

Penularan Hepatitis Akut melalui pernapasan, dapat dicegah dengan tetap mengenakan masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas. Sedangkan untuk pencegahan penularan melalui perncernaan, dapat diperhatikan lewat makanan yang hendak dikonsumsi.

“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” kata Hanifah.

Ia pun menjelaskan sejumlah gejala yang kemungkinan merupakan Hepatitis Akut, di antaranya mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat, atau bahkan sampai kehilangan kesadaran.

Jika ditemukan anak-anak yang mengalami gejala-gejala tersebut, lanjut Hanifah, ia mengimbau agar masyarakat segera mendatang fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Menurutnya, semakin lama pengobatan diberikan, maka akan semakin kecil kemungkinan dapat disembuhkan atau diselamatkan.

“Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil,” terangnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *