Lensa Kesehatan

Mengenal Intermittent Fasting dan Manfaatnya Bagi Tubuh

Diet rendah karbohidrat atau diet dengan membatasi makanan tertentu, memang seringkali gagal. Pasalnya, diet ini mengharuskan kita untuk menghindari makanan yang disukai. Tetapi, ada diet tanpa perlu sedih karena harus menghindari makanan favorit kita, yaitu diet puasa (intermittent fasting).

Intermittent fasting atau diet puasa merupakan metode untuk mengatur pola makan dengan cara berpuasa makan selama beberapa waktu, biasanya metode ini berlangsung antara 12 hingga 40 jam.

Diet puasa ini tidak mengatur apa yang harus dikurangi atau dikonsumsi, tetapi tahu kapan harus makan dan kapan harus berhenti makan atau melakukan diet puasa.

Manfaat Intermittent Fasting:

1. Meningkatkan Fungsi Otak

Melakukan diet puasa akan mampu membantu meningkatkan kadar hormon otak yang disebut brain-derived neurotrophic factor (BDNF). Apabila kekurangan hormon BDNF dalam jangka panjang, akan memicu munculnya masalah kesehatan pada otak, seperti depresi.

2. Mempertahankan Berat Badan Ideal

Secara umum, diet puasa artinya adalah membuat kiat makan lebih sedikit dengan batas waktu yang kita tentukan sendiri. Diet ini juga berfungsi meningkatkan hormon yang memicu penurunan berat badan.

3. Meningkatkan Sistem Metabolisme

Kesehatan metabolik adalah penanda seberapa baik tubuh dalam memproses atau melakukan metabolisme energi. Kondisi sistem metabolisme sering diukur dengan tekanan darah, gula darah, dan kadar lemak darah.

Selain itu, diet puasa juga dapat membantu menginduksi reprogram dari siklus sirkadian tubuh untuk meningkatkan mekanisme metabolisme energi, sehingga dapat memperbaiki gangguan metabolik yang dimiliki sebelumnya.

Berikut Beberapa Metode Intermittent Fasting:

1. Metode 16:8

Metode ini merupakan salah satu cara diet puasa yang paling banyak digunakan, terutama untuk menurunkan berat badan.

Metode ini artinya adalah bahwa Anda bebas mengonsumsi makanan dan minuman berkalori selama 8 jam per hari dan 16 jam sisanya adalah waktunya untuk berpuasa. Diet dengan metode ini dapat mencegah dan mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat menurunkan hipertensi.

2. Eat-Stop-Eat

Mengharuskan Anda untuk tidak mengomsumsi makanan selama 24 jam dalam beberapa hari per minggu. Contohnya, Anda harus berhenti mengonsumsi makanan dari waktu makan malam hingga makan malam berikutnya, kemudian dilanjutkan dengan satu hari tidak berpuasa.

Walaupun kedengarannya sulit, akan tetapi metode ini dapat dilakukan secara bertahap untuk pemula.

3. Metode 5:2

Berbeda dengan metode sebelumnya. Dengan metode ini, Anda diperbolehkan makan secara bebas selama 5 hari dan kemudian akan ada pembatasan kalori yang dilakukan 2 hari setelahnya. Jumlah kalori yang harus dikurangi adalah hingga 25% dari jumlah normal, yaitu 500–600 kalori per hari atau setara dengan satu kali porsi makan.

Perlu diingat, dalam menjalani diet puasa atau intermittent fasting ini, juga harus mengimbangi dengan kecukupan nutrisi dan olahraga teratur sehingga hidup menjadi lebih sehat dan berat badan jauh lebih ideal.

Juga, Anda harus lebih banyak minum air putih, karena melakukan diet ini pasti tubuh akan lebih banyak mengalami dehidrasi sehingga menyebabkan otot melemah. Akibatnya tubuh menjadi mudah lelah, lemas, dan tak bersemangat. (BTP/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *