Lensa Manca

Kecelakaan Maut Kereta Api Yunani, PM Minta Maaf Hingga Kepala Stasiun Terancam Hukuman

Kecelakaan tabrakan maut 2 kereta api di Yunani minggu lalu, telah memicu gelombang demonstrasi di Athena pada Minggu (5/3) kemarin.

Para pengunjuk rasa bahkan terlibat bentrok dengan polisi pada hari-hari sebelumnya, sementara serikat pekerja kereta melakukan pemogokan.

Ribuan orang berkumpul di depan gedung parlemen Yunani di Lapangan Syntagma, untuk memprotes pemerintah dan perusahaan kereta api yang mereka anggap bertanggung jawab atas kecelakaan kereta maut tersebut.

Melansir dari AFP, Senin (6/3), Kepolisian Yunani mengatakan sekitar 12.000 orang turun ke jalan. Banyak di antaranya melepaskan balon hitam ke langit untuk mengenang korban kecelakaan. Sementara yang lain membawa poster yang bertuliskan “Hancurkan pemerintah pembunuh”.

Sementara itu, sejumlah demonstran juga membakar tempat sampah dan melemparkan bom molotov. Untuk menghentikan aksi kekerasan itu, polisi pun menembakkan gas air mata dan granat kejut.

Menyusul kericuhan demo tersebut, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis, menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban kecelakaan kereta api dan kepada seluruh warga Yunani.

“Sebagai perdana menteri, saya berutang permintaan maaf kepada semua orang, terutama kepada kerabat para korban,” tulis Mitsotakis di Facebook.

“Baik secara pribadi, maupun atas nama semua orang yang telah memerintah negara selama bertahun-tahun,” imbuhnya.

Mitsotakis juga mengatakan bahwa tidak ada yang mengetahui akan terjadi bencana kecelakaan itu.

“Untuk Yunani tahun 2023, dua kereta yang menuju ke arah yang berbeda tidak dapat berjalan di jalur yang sama, tapi hal itu tidak ada yang mengetahuinya,” ujar Mitsotakis.

Sebelumnya, pada Selasa (28/2) malam waktu setempat, terjadi sebuah kecelakaan tabrakan maut antara kereta penumpang dan kereta barang yang berjalan berlawanan arah, berakhir di jalur yang sama.

Kecelakaan itu terjadi ketika kereta yang membawa 350 penumpang melaju dari Athena menuju Thessaloniki. Di saat bersamaan, satu kereta kargo melaju dari arah sebaliknya, yaitu Thessaloniki ke Larissa.

Empat gerbong pertama dari kereta penumpang tergelincir, serta dua gerbong pertama terbakar dan hampir hancur total. Kecelakaan ini juga telah menewaskan 57 korban.

Tabrakan dua kereta di Kota Larissa itu bahkan disebut-sebut sebagai bencana terkait rel terparah sepanjang sejarah Yunani.

Kecelakaan kereta api ini dikatakan akibat kesalahan manusia. Atas kejadian ini, seorang kepala stasiun berusia 59 tahun di Larissa bertanggung jawab atas kecelakaan itu. Jika terbukti bersalah, ia akan dihukum 10 tahun penjara atau bisa sampai penjara seumur hidup. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *