Lensa Lifestyle

Mengenal Filosofi Stoicism, Terapkan Hidup Lebih Bahagia

Jika berbicara tentang kebahagiaan, hal ini erat kaitannya dengan fokus kita terhadap hal apa yang bisa atau tidak bisa kita kendalikan. Sayangnya, kebanyakan orang lebih sering berfokus pada hal-hal di luar jangkauan mereka dibandingkan dengan berfokus pada hal yang bisa mereka kendalikan.

Padahal, salah satu kunci dari kebahagiaan adalah dengan cara memusatkan diri pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, bukan malah sebaliknya.

Untuk dapat memfokuskan diri terhadap hal-hal di sekitar, kita bisa melakukannya dengan cara menerapkan stoicism. Stoicism merupakan filosofi hidup yang mengajak manusia untuk fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol agar hidup berjalan lebih tenang dan bahagia.

Secara umum, orang yang menerapkan stoicism dalam hidupnya cenderung lebih tenang dalam merespon dan menjalani tekanan yang cukup tinggi.

Apa Itu Filosofi Stoicism?

Stoicism merupakan sebuah filsafat Yunani Kuno yang berkaitan dengan kebahagiaan hidup dan bagaimana menghindari pikiran-pikiran stres dan kejenuhan. Menerapkan filosofi ini dapat meningkatkan perasaan positif, menurunkan perasaan negatif, dan membantu untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Filosofi ini sudah diterapkan sejak zaman Yunani dan Roma kuno, pada abad ke-3 SM. Tokoh terkenal yang berperan penting dalam pengembangan dan penyebaran stoicism ini, yaitu Marcus Aurelius, Lucius Annaeus Seneca, Zeno of Citium, dan Epictetus.

Dalam stoicism terdapat dua pilar utama, yaitu Cardinal Virtues atau dasar-dasar kebijakan dan Dichotomy of Control atau dualitas pengaturan hidup.

Menurut pandangan stoicism, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus dikejar. Stoicism berfokus pada bagaimana kita mengurangi emosi negatif seperti marah, sedih, atau galau.

Manfaat Penerapan Pola Pikir Stoicism

Menerapkan pola pikir stoicism juga akan mendatangkan banyak manfaat. Dengan ini, kita mampu untuk mengendalikan diri kita dalam menghadapi emosi. Penerapan stoicism menjadikan kita untuk lebih bersyukur dengan hal-hal yang dimiliki dan ditemui, baik atau buruk.

Epictetus mengatakan bahwa rasa khawatir bisa dihilangkan dengan berfokus pada hal-hal yang bisa dikontrol dan melupakan hal lain yang tidak bisa dikontrol oleh diri sendiri. Dengan menerapkan stoicism, kita tidak mudah untuk merasa khawatir.

Rasa bersyukur dan tidak khawatir akan membuat kita merasa bahagia. Bersyukur membuat kita merasa puas dengan apa yang kita miliki, sedangkan perasaan tidak khawatir akan membuat kita merasa lebih tenang. Keduanya akan menciptakan perasaan untuk lebih bahagia.

Prinsip Filosofi Stoicism

– Jangan berfokus dengan hal yang tidak dimiliki

– Mengubah hal negatif menjadi hal positif

– Diri sendiri merupakan penentu kebahagiaan diri

– Tidak semua hal bisa dikontrol

Stoicism adalah filsafat yang mengajarkan bahwa manusia sejatinya tidak bisa mengendalikan hal yang terjadi di luar diri mereka. Yang bisa dikendalikan adalah hal-hal yang berada dalam diri kita sendiri.

Saat kita fokus dengan hal-hal yang bisa kita kendalikan maka kita akan merasa berguna, efektif, dan mampu memecahkan masalah dengan mudah. (DSR/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *