Lensa JogjaLensa Wisata

Masjid Sunan Kalijaga Bukti Syiar Islam di Kulon Progo

Masjid Kedondong atau Masjid Sunan Kalijaga yang berlokasi di Semaken, Banjararum, Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo menjadi salah satu bukti sejarah perjalanan Islam di wilayah Jawa, khususnya Perbukitan Menoreh Kulon Progo.

Masjid ini juga diyakini menjadi masjid tertua di Kulon Progo. Berdasarkan cerita turun temurun, masjid ini dibangun sebelum Masjid Demak yakni tahun 1477. Masjid ini menjadi bukti peninggalan Sunan Kalijaga pada saat menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.

Konon, dalam pengembaraannya Sunan Kalijaga sempat beristirahat di dekat Sungai Tinalah yang berada di sisi barat masjid. Saat itulah Sunan Kalijaga meminta muridnya yang bernama Adipati Terung untuk membangun masjid. Sunan Kalijaga pun menandai lokasi dengan menancapkan tongkatnya sebagai tanda lokasi dibangunnya masjid.

Setelah mendapat perintah dari Sunan Kalijaga, Adipati Terung meneliti tanda atau tetenger dari Sunan Kalijaga. Saat diperiksa, tetenger tersebut terlalu dekat dengan sungai dan berpikir nantinya akan terkikis aliran Sungai Tinalah. Oleh Adipati Terung, tanda tersebut akhirnya digeser ke arah timur sekitar 100 meter dari tetenger awal.

Tongkat Tetenger Sunan Kalijaga

Tongkat kayu tetenger Sunan Kalijaga inipun dipercaya tumbuh menjadi pohon angsana yang berdiri megah di barat masjid di antara komplek pemakaman warga.

Hingga saat ini, masjid tersebut sudah direnovasi sebanyak lima kali. Terakhir kalinya pada tahun 1990 silam. Bentuk masjid ini pun sudah tidak seperti awal masjid ini kokoh berdiri.

Namun demikian, ada beberapa benda yang tidak diubah atau masih terjaga keasliannya. Di antaranya adalah mustoko di atas masjid yang terbuat dari tanah liat. Empat soko atau tiang penyangga, sumur, serta bedug dan kentongan yang ada di dalam masjid.

“Ini menurut kepercayaan masyarakat sekitar, sumur dari Masjid Sunan Kalijaga ini banyak sekali manfaat atau fadhilahnya dari air tersebut. Bisa untuk menyembuhkan penyakit, atau mengabulkan hajat yang diinginkan,” ujar Solihudin Kosim, takmir Masjid Kedondong.

Sementara itu, pada bulan Ramadan kali ini, masjid ini ramai digunakan masyarakat untuk kegiatan mengaji ataupun tadarusan hingga sholat tarawih.

Penulis: Tim Liputan

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca : https://lensa44.com/menikmati-suasana-senja-panorama-alam-batu-miring-yogyakarta/

Share