Headline

Luhut Pastikan Strategi dan Kebijakan Pandemi Tetap Konsisten

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (MenkoMarinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, bahwa tujuan dan arah kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 tetap dipegang secara konsisten.

Menurutnya, Strategi dan managemen di lapangan harus tetap dinamis dan menyesuaikan dengan permasalahan yang terjadi, utamanya dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron.

“Mungkin hal ini sering dibaca sebagai sesuatu yang sering berubah-ubah, justru itulah yang harus sama-sama kita lakukan untuk menemukan kombinasi terbaikan tara kepentingan kesehatan dengan kepentingan perekonomian bagi masyarakat Indonesia,” jelas Luhut dalam keterangan persnya, dikutip pada Rabu (2/2).

Luhut mengungkapkan, bahwa Presiden selalu mengingatkan para jajarannya untuk selalu tetap berhati-hati dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron ini. Untuk itu, pemerintah akan terus memonitor jumlah pergerakan kasus yang terkonfirmasi setiap harinya, serta angka keterisian rumah sakit dan capaian vaksinasi di daerah.

“Ini agar langkah cepat dan terukur yang selalu diminta Presiden dapat benar-benar dilakukan dengan baik. Dan bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan kondisi semkain buruk, kita bisa mengambil langkah-langkah yang cepat dan terukur,” terangnya.

Menurutnya, setiap kebijakan yang diambil pemerintah tentunya berdasarkan pada data dan kondisi di lapangan, serta masukan dari para ahli seperti epidemilog dari Universitas Indonesia, UGM, Universitas Airlangga, dan juga para dokter.

Berdasarkan data yang diperoleh, Luhut memaparkan bahwa tingkat rawat inap akibat gelombang pandemi varian Omicron di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Israel, Afrika  Selatan, maupun Inggris sepertiga kali lebih rendah dari varian Delta. Namun, jumlah pasien rawat inapnya jauh lebih tinggi, karena jumlah kasus meningkat hingga lebih dari 3x dibandingkan dengan kasus varian Delta dahulu.

“Dari data tersebut kami mencoba menganalisa, bahwa jumlah rawat inap rumah sakit di Indonesia dapat lebih tinggi dari varian Delta apabila kasus harian meningkat hingga 3x lipatnya. Namun hingga saat ini kami masih mempekirakan angka tersebut kecil kemungkinan terjadi, kita tidak perlu khawatir berlebihan tapi kita tetep super waspada,” tegasnya.

Selain itu, ia juga menyebut bahwa kasus konfirmasi per tanggal 30 Januari masih berada di bawah angka seperlima, dari puncak Delta pada Juli tahun lalu. Jumlah Pasien yang dirawat di rumah sakit saat ini sepersepuluh dari puncak Delta kemarin. (AS/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *