Kicak, Takjil Legit Khas Kauman Yogyakarta Hanya Ada Saat Ramadan
Ketika berbuka puasa, rasanya kurang pas jika tak ada takjil. Salah satu takjil favorit khas Yogyakarta adalah kicak. Makanan tradisional ini akan banyak ditemui di bulan puasa, namun akan sangat sulit menemukannya ketika Ramadan berlalu.
Kicak sangat mudah ditemukan di pasar jajanan Ramadan di Kampung Kauman, Yogyakarta. Kampung Kauman Yogyakarta sendiri identik sebagai kampung Islam karena terletak dekat dengan Masjid Agung Yogyakarta. Di sini, banyak jajanan untuk berbuka puasa yang bisa sahabat lensa44 temukan. Salah satu yang paling khas dan paling dicari masyarakat adalah kue kicak.
Awalnya, seorang warga Kampung Kauman bernama Mbah Wono, yang mulai membuat kicak untuk dijual di pasar sore Kauman sebagai takjil. Hingga kicak Mbah Wono semakin lama semakin populer, dan banyak orang yang akhirnya meniru membuat kicak untuk dijual.
Kudapan satu ini punya cita rasa manis yang khas. Perpaduan ketan tumbuk dengan gula merah menghasilkan tekstur yang legit, ditambah parutan kelapa serta potongan buah nangka segar. Biasanya seporsi kicak dijual dengan harga Rp2.500 hingga Rp3.000, tergantung dari ukuran porsinya.
Cara memasaknya, dimulai dengan mencampurkan beras ketan yang telah dibersihkan dengan kelapa parut, lalu aduk hingga merata. Setelah itu kukus adonan selama setengah jam. Kemudian masukkan adonan ke dalam air yang telah mendidih, dan kukus kembali dengan waktu yang sama. Jika sudah, angkat adonan dan tumbuk hingga halus, lalu diamkan.
Kicak yang terkenal dari Kauman, Yogyakarta sebagai kuliner takjil ini selalu dihidangkan dengan kuah. Cara membuat kuahnya pun cukup praktis. Hanya perlu mendidihkan santan kental lalu ditaburi gula merah dan diaduk hingga menyatu. Kemudian masukkan nangka jika santan dan gula mendidih. Terakhir sajikan kicak dengan memotongnya lalu tuangkan kuah di atasnya.
Penasaran seperti apa rasanya? Selagi Ramadhan, sekaranglah saat yang tepat untuk sahabat lensa44 membeli dan mencicipi kicak! (YM/L44)
