Lensa Kuliner

Dawet Sambel Khas Kulon Progo Menu Pas untuk Buka Puasa

Dawet yang kita kenal merupakan minuman segar yang disajikan dingin dengan identik rasa manis. Namun berbeda di Kulon Progo, Yogyakarta, dawet di sini justru diberikan toping sambal dikenal dengan nama dawet sambel.

Sensasi pedasnya dawet ini justru selalu diburu pengunjung sebagai menu andalan untuk berbuka puasa.

Kuliner legendaris khas Kulon Progo ini menjadi menu andalan yang ditawarkan di Kedai Dadap Sumilir, Kelurahan Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta.

Memiliki perpaduan tiga rasa yakni pedas, manis, dan gurih menjadikan menu kuliner ini salah satu menu yang paling dicari di kedai ini saat ramadan.

Sekilas dawet sambel hampir sama dengan dawet pada umumnya. Namun dawet ini memiliki beberapa toping khas mulai tauge, irisan tahu, irisan kelapa yang disangrai dan ditumbuk dengan cabai, serta sambal.

Untuk penyajian dawet sambel sendiri menggunakan mangkuk ukuran kecil. Cendol dawet ditaburi dengan tauge, irisan tahu, dan irisan kelapa, sedikit gula aren sebagai pemanis, dan sambal sebagai pelengkap pedasnya dawet ini.

Sudah Ada Sejak Dulu

“Sejak dulu ini sebenarnya sudah ada, tapi ini mau kita angkat lagi ini menjadi makanan tradisional yang ada di Dadap Sumilir. Jadi bahannya sudah komplit dan rasanya beda dengan dawet-dawet lainnya,” kata Susi Yatiningsih, pengelola Kedai Dadap Sumilir.

“Biasanya dawet atau cendol lainnya itu hanya santan, cendol dan gula. Nah kalo ini ada jenis sayurannya seperti tahu, tauge, ada sambalnya,” lanjutnya.

Perpaduan rasa gurih, manis, dan pedas, inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.

“Unik ya buat saya karena perpaduan dawet dan sambal, ada cabe-cabenya, ada tahu juga, ini sangat tradisional dan oriental buat saya,” ungkap Diaz, salah seorang pengunjung.

“Rasa dawet ini rasanya nano-nano, jadi yang biasanya kita makan dawet itu rasanya manis, kalo ini ada rasa segernya dari cendol, kemudian ada rasa yang pedas manis, ini yang bikin cita rasa dawet yang berbeda karena ada manisnya ada pedesnya, dan kuahnya ini tidak seperti dawet pada umumnya, ini mirip seperti kuah kupat tahu,” imbuh Dwi Martuti, pengunjung lain.

Hanya mengeluarkan uang sebesar Rp10.000 pengunjung bisa menikmati sensasi kuliner yang satu ini. Selain dawet sambel, di kedai ini juga menyediakan berbagai menu tradisional lainnya seperti sego wiwit yang sudah jarang ditemukan.

Selain menawarkan berbagai menu tradisional, di lokasi ini pengunjung juga dimanjakan panorama hamparan persawahan terasering dan Pegunungan Menoreh. Tempat ini juga menyediakan beberapa spot foto yang instagramable bagi pengunjung.

Penulis: Tim Liputan

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca : https://lensa44.com/si-manis-dawet-ayu-minuman-sejuta-umat-khas-banjarnegara-2/

Share