Lensa Manca

Jenderal Myanmar Buka Suara soal Kekejaman Junta

Kekejaman junta militer Myanmar kerap diberitakan media global. Bahkan kematian demi kematian warga terus mengisi headline.

Hal ini akhirnya membuat Jenderal militer Myanmar Min Aung Hlaing angkat bicara. Ia menyebut, pemerintah sudah menahan diri dalam penanganan pengunjuk rasa.

Ia pun menyebut aksi keras aparat dilakukan karena pendemo menghancurkan negara. Dalam pidatonya pada hari Rabu (7/4), ia menyebut gerakan pembangkangan sipil telah menyetop kegiatan ekonomi warga seperti rumah sakit, sekolah, jalan, kantor dan pabrik.

“Gerakan pembangkangan sipil adalah aktivitas untuk ‘menghancurkan’ negara” katanya dikutip dari Reuters.

Melansir AFP, ia pun mengatakan angka korban sebenarnya tak sebanyak yang dilaporkan. Data junta menyebut ada 248 pengunjuk rasa tewas, termasuk 16 petugas polisi.

Hal ini membantah laporan lembaga terkait tahanan politik AAPP. Lembaga itu menyebut 598 orang telah dibunuh sejak kudeta terjadi 1 Februari lalu, di mana 2.847 orang ditahan.

Sementara itu, dari laporan sejumlah media lokal, junta makin gencar menangkap mereka yang menolak pemerintahan militer. Bukan hanya aktivis, dokter, pemuka agama bahkan selebriti pun juga ditahan.

Yang terbaru, pemerintah bahkan mengeluarkan 120 daftar pesohor negeri yang sedang buron. Salah satu aktor top Myanmar, Paing Takhon, juga digelandang aparat.

Sumber : CNBC, Reuters

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *