Lensa Kesehatan

Jangan Lakukan Self-Diagnosis Saat Merasa Ada Gangguan Mental, Ini Alasannya

Tak hanya kesehatan fisik, kesehatan mental juga merupakan hal yang perlu diperhatikan. Belakangan ini, kesadaran akan pentingnya kesehatan mental ramai digaungkan di berbagai media terutama media sosial. Tak sedikit akun-akun yang memberikan info tentang kesehatan mental baik dari pengertiannya, macam-macam gangguan mental hingga ciri-cirinya.

Meski terdapat banyak informasi mengenai kesehatan mental dari media sosial, kita tidak boleh mentah-mentah menerima informasi tersebut.

Walaupun sumbernya terpercaya, kita tetap saja tidak boleh melakukan self-diagnosis. Pastikan untuk berkonsultasi dengan ahlinya, misalnya saja seorang psikolog maupun psikiater.

Annisa Poedji Pratiwi, seorang psikolog, berpendapat bahwa Self-diagnosis adalah proses melakukan diagnosis diri sendiri yang merasa mengidap suatu gangguan/penyakit, dilandaskan pengetahuan diri sendiri melalui buku, internet, atau pengalaman diri dan keluarga.

Self-diagnosis dilarang untuk dilakukan karena dapat membuat orang mengambil langkah yang salah. Selain itu, self-diagnosis juga dapat memunculkan kecemasan berlebih dikarenakan memikirkan sesuatu secara berlebihan, atau sering kita sebut overthinking.

Kita bisa melakukan beberapa cara untuk menghindari overthinking. Hal yang harus kita lakukan adalah menyadarkan diri sendiri ketika berpikir terlalu banyak.

Selanjutnya kita harus melawan pikiran kita sendiri, kita harus menyadari bahwa pikiran-pikiran ini akan memberi efek yang buruk bagi diri kita sehingga kita harus melawannya. Kemudian, fokuslah pada solusi dari masalah yang membuat kita overthinking.

Oleh karena itu, apabila mendapat informasi mengenai gejala gangguan mental, lalu merasa memiliki gejala tersebut, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. (TR/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *