Lensa Manca

Imbas Kecelakaan Maut di Pabrik, Toko Roti di Korsel Diboikot

Warga Korea Selatan ramai-ramai menyerukan boikot ke salah satu merek roti di negara itu setelah kecelakaan di pabrik yang satu grup dengan Paris Baguette di Pyeongtaek, Gyeonggi, yang terjadi pada 14 Oktober 2022 lalu.

Diberitakan, seorang karyawati Paris Baguette berusia 23 tahun meninggal karena bagian atas tubuhnya masuk ke mesin pengaduk saus di pabrik roti tersebut. Ia diketahui mengoperasikan pengaduk saus itu di pabrik Paris Baguette sendirian.

Keesokan harinya, tubuh perempuan 23 tahun itu ditemukan dalam kondisi hancur oleh rekan-rekan kerjanya.

Mengetahui kejadian tragis itu, pihak pabrik tetap melanjutkan produksi keesokan harinya pada Minggu (16/10).

Tragedi itu sekaligus mengungkap fakta bahwa pekan sebelumnya, seorang karyawan mengalami kecelakaan. Tangannya luka parah terjepit salah satu mesin produksi roti yang ada di prabrik itu.

Perusahaan pun tak membawa karyawan yang kecelakaan itu ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena statusnya bukan sebagai karyawan tetap.

Perusahaan juga dilaporkan tetap mengoperasikan mesin produksi yang menyebabkan kecelakaan parah dua karyawannya tersebut.

Para buruh dan pekerja Paris Baguette pun menggelar upacara pemakaman di depan kantor pusat Paris Baguette. Protes itu dilakukan setiap orang di masing-masing cabang perusahaan itu yang berjumlah 1.000 toko.

Sejumlah serikat pekerja termasuk Konfederasi Buruh Prancis (CGT), juga ikut mengecam sikap perusahaan yang dinilai abai atas kecelakaan maut tersebut.

Sementara itu, netizen ramai-ramai menyerukan boikot Paris Baguette.

“Kami tidak mau makan roti dengan noda darah dari pekerjanya,” tulis salah satu netizen di media sosial Korsel.

Selanjutnya, CEO SPC Group yang merupakan induk perusahaan Paris Baguette, Heo Young In sudah menyampaikan permintaan maaf atas kecelakaan itu dan sikap perusahaan yang lalai.

“Saya bertanggung jawab penuh atas kecelakaan ini dan pantas mendapat kritik dari publik,” kata Huh dalam konferensi pers.

Melansir dari Koreaboo, pada Jumat (28/10), boikot itu telah membuahkan hasil. Seorang karyawan mengklaim bahwa toko SPC mengalami penurunan bisnis sejak diboikot.

“Di tempat-tempat yang sangat terpengaruh, saya mendengar penjualan turun 30%,” ujar salah satu karyawan. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *