Lensa Terkini

Hari Perempuan Internasional, LPEI Dukung Kesetaraan Perempuan Lewat Program Desa Devisa

Tanggal 8 Maret selalu diperingati sebagai International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional. Adapun pada peringatan tahun ini, IWD mengusung tema #EmbraceEquity atau merangkul kesetaraan guna mengajak masyarakat global bersama menantang stereotip gender, diskriminasi dan mendorong inklusivitas secara kolektif.

Peringatan IWD dan tema yang diusung ini, tentu mendapat respon dan dukungan dari berbagai pihak, tak terkecuali Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.

Sejauh ini, LPEI telah berperan aktif mewujudkan kesetaraan perempuan Indonesia di sektor ekonomi, melalui program pemberdayaan berbasis komunitas, Desa Devisa.

Gerald Grisanto, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, menjelaskan bahwa perempuan memiliki peran kuat dalam berbagai sektor. Menurutnya, campur tangan perempuan dalam industri ekonomi, salah satunya, bahkan telah mampu menembus pasar internasional.

“Akselerasi penguatan perempuan di berbagai sektor mulai merata, utamanya dalam pengelolaan usaha. Tak jarang para pengelola perempuan inilah yang berhasil mendorong produk-produk asli Indonesia menembus pasar mancanegara. Agar laju pertumbuhan kontribusi perempuan dalam bidang usaha bisa berkelanjutan, perlu ada keseimbangan dari sisi pemberdayaan dan fasilitas yang mumpuni,” kata Gerald dalam keterangannya, dikutip pada Kamis (9/3).

Hal tersebut juga sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), yang mengungkapkan bahwa proporsi perempuan di posisi manajerial pada tahun 2022 mencapai 32,26%. Sedangkan dari sisi kewirausahaan, sebanyak 64,5% UMKM di Indonesia pada tahun 2021 dikelola oleh perempuan. 

LPEI sendiri, telah membina 195 Desa Devisa yang tersebar di 9 provinsi, termasuk Desa Devisa Gula Semut dan Desa Devisa Fashion Jawa Timur, yang telah membuktikan kekuatan perempuan dalam menopang perekonomian hingga mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.

Selain itu, sebanyak 944 dari 1.888 warga yang diberdayakan dalam Desa Devisa Klaster Gula Semut adalah perempuan. Angka tersebut menunjukkan bahwa perempuan maupun laki-laki memiliki kontribusi yang setara.

Para perempuan, lanjut Gerald, yang seluruhnya merupakan istri petani atau penderes, juga mendapat beragam pelatihan dan pendampingan dari LPEI yang mencakup peningkatan mutu produksi, penyusunan laporan keuangan, perluasan akses pasar hingga fasilitasi pameran.

Tak sia-sia, pemberdayaan warga dalam program ini juga sudah menghasilkan produk kualitas tinggi yang dilirik pasar global. 

Tercatat per September 2022, nilai penjualan Desa Devisa Klaster Gula Semut mencapai Rp14,8 miliar. Selain itu, produk dan budidaya tanaman di desa mereka juga berhasil mendapatkan sertifikasi United States Department of Agriculture (USDA) Organic, ID-BIO-149 Non-EU Agriculture, hingga Japanese Agricultural Standards (JAS). 

Di sisi lain, LPEI juga membina sebanyak 2.845 pengrajin batik dan tenun dalam hal keterampilan dan usaha ekspor di Desa Devisa Klaster Fashion Jawa Timur.

Dari total pengrajin tersebut, lebih dari 85% adalah perempuan. Hasilnya pun tidak main-main, Desa Devisa ini mampu meraih nilai penjualan ekspor hingga Rp845 juta.

“Selaras dengan semangat Hari Perempuan Internasional, LPEI terus berusaha untuk merangkul para perempuan di berbagai Desa Devisa agar dapat setara dalam memberikan kontribusi bagi komunitas. Desa Devisa Klaster Gula Semut hingga Desa Devisa Klaster Fashion Jawa Timur menjadi bukti nyata partisipasi yang inklusif terbukti dapat memberikan hasil yang maksimal,” jelasnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *