Lensa JogjaLensa Wisata

Dewi Gumi, Saksi Bisu Pasukan Telik Sandi Pengintai Belanda

Pesona wisata alam Dewi Gumi di Dusun Gandekan, Pajangan, Bantul memang menyimpan pesona tersendiri. Meski seperti desa wisata pada umumnya, dengan dilengkapi berbagai fasilitas penunjang seperti gazebo untuk bersantai, area kegiatan serta deretan lapak yang menjajakan kuliner dan minuman tradisional.

Namun di antara bentang alamnya yang menjadi sajian utama, kawasan ini punya cerita sejarahnya sendiri yang menyisakan jejak perjuangan Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajahan Belanda. Di sinilah tonggak perang pertama kali sebelum terjadinya Perang Jawa 1825-1830.

Dewi Gumi merupakan akronim dari Desa Wisata Gunung Mijil. Sebuah bukit kapur kecil dengan ketinggian sekitar 98 mdpl. Kala itu, di puncak inilah menjadi mercusuar laskar rakyat yang bertugas sebagai telik sandi atau pengintai kedatangan pasukan Belanda.

Pasukan telik sandi atau mata-mata ini selalu berada di puncak bukit Gunung Mijil mengawasi tanda-tanda kedatangan pasukan Belanda kemudian mengabarkan kepada Pangeran Diponegoro yang bermarkas di Selarong.

Pasukan telik sandi akan membunyikan kentong titir sebagai kode terjadi perang atau mengibarkan bendera cokro jika situasi aman.

Replika kentongan tersebut sekarang juga ditempatkan bersama dengan jodhang di puncak Gunung Mijil. Yang tak kalah menarik, lokasi ini juga  menjadi saksi bisu perjuangan perempuan-perempuan berani mati yang ikut berperang melawan Belanda.

Hanya bersenjatakan bambu runcing dan bandil atau semacam ketapel tak bergagang, mereka turut berjuang melawan Belanda. Walau berhasil memenangkan pertempuran, hampir 600-an laskar perempuan berbusana pria itu gugur.

Catatan sejarah inilah yang menginisiasi Arif Suharson, untuk berjuang menjaga kelestarian tanah pejuang ini dan menjadikannya sebuah destinasi wisata edukatif.

“Gunung Mijil ini harus kita ingat bahwa ini tempat sejarah yang paling penting  untuk perjungan Diponegoro, di sini pernah menjadi tempatnya telik sandi apakah situasi aman atau tidak,” kata Arif Suharson, Ketua Pengelola Dewi Gumi.

Tepat sehari usai perayaan HUT RI yang ke 74 tahun 2019 lalu, kawasan ini resmi berdiri menjadi Desa Wisata Gunung Mijil yang mengedepankan edukasi sejarah dan budaya Jawa. Obyek wisata Dewi Gumi sendiri dapat dikunjungi dengan biaya suka rela.

Desa wisata ini juga menawarkan berbagai paket wisata menarik. Selain sebagai pusat berbagai kegiatan masyarakat, di sini juga kerap digelar pertunjukan Sendra Tari Diponegoro setiap malam bulan purnama serta napak tilas Pangeran Diponegoro/ dengan didandani pakaian prajurit.

Diketahui, ketinggian Gunung Mijil tadinya lebih tinggi tiga meter dibandingkan saat ini. Ketinggian tersebut berkurang karena aktivitas penggalian batu kapur oleh masyarakat sekitar.

Penulis: Joko Pramono

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Share

One thought on “Dewi Gumi, Saksi Bisu Pasukan Telik Sandi Pengintai Belanda

  • Wow, superb weblog layout! How lengthy have you ever been running a blog for?
    you made running a blog look easy. The whole look of your
    web site is great, as neatly as the content!
    You can see similar here dobry sklep

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *