Upacara Penurunan Bendera ala Warga Tempuran Berbusana Jawa
Suasana upacara penurunan bendera yang dihadirkan oleh warga Kampung Tempuran RT 09, Kasihan, Bantul pada pelaksanaan upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, sangatlah menarik.
Mereka mengenakan pakaian adat Jawa, bahkan seluruh prosesi upacara pun dilaksanakan dengan bahasa ala Kraton Ngayogyakarta.
Berlagak layaknya seorang paskibraka, ketiga ibu-ibu ini sukses menjalankan tugasnya menurunkan bendera. Meski tanpa latihan khusus, tapi seluruh prosesi dijalankan dengan lancar dan penuh khidmat.
Bertempat di halaman joglo kampung RT 09, warga terlihat antusias dan bersemangat mengikuti seluruh rangkaian upacara hingga akhir meski sebagian besar peserta usianya tak lagi muda.
Pengenaan baju adat Jawa merupakan bagian dari tampilan wajah nusantara yang berbeda-beda tapi tetap sama di bawah panji Sang Saka Merah Putih.
Inilah cara warga Pedukuhan Tempuran dalam upaya ikut serta menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI yang ke 78/ sebagai sarana untuk memupuk patriotisme dan merawat keutuhan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
“Ini bertujuan agar warga kami mengenal kembali budaya Jawa melalui bahasa maupun pakaian. Agar generasi penerus kami di Tempuran memperoleh nilai-nilai kebaikan terutama dalam hal melestarikan budaya Jawa,” kata Suparjono, koordinator upacara.
Usai menggelar upacara bendera, rangkaian kegiatan ditutup dengan senam kemerdekaan yang seluruh gerakannya menyimbolkan tentang rasa nasionalisme dengan iringan musik bertemakan perjuangan.
Rasa kebersamaan, kerukunan serta semangat berbangsa menyatu dalam nuansa kebahagiaan.
Mereka berharap, kegiatan ini bakal digelar rutin setiap tahunnya sebagai wujud peran serta masyarakat dalam mengisi kemerdekaan.
Penulis: Joko Pramono
Editor/redaktur: Rizky / Wara