Lensa KulinerLensa Manca

Burger Belalang Kian Populer di Arab Saudi

Tren kuliner hidangan berbahan dasar belalang saat ini tengah populer di Arab Saudi. Terutama Locust burger alias burger belalang yang inovatif dan terjangkau membuat makanan ini banyak diburu oleh masyarakat maupun wisatawan.

Melansir dari Gulf News, Sabtu (27/1), tren makanan ekstrem ini muncul seiring dengan hadirnya puncak musim belalang di Arab Saudi. Kuliner belalang ini paling banyak ditemukan di beberapa wilayah seperti Madinah dan Qassim yang terkenal akan cita rasanya.

Terlepas dari popularitas kuliner ekstrem tersebut, di Arab Saudi saat ini masih kekurangan restoran yang khusus menyajikan masakan belalang.

Para pecinta belalang itu pun kerap membagi pengalamannya di media sosial saat berburu belalang dengan membeli seharga 50 riyal untuk sekitar 100 belalang.

Mereka juga mulai bereksperimen mengolah belalang dengan metode baru untuk memasak dan menyajikan serangga itu di rumah.

Mereka memasaknya hidup-hidup di dalam air, diikuti dengan menambahkan bahan-bahan seperti bawang bombay dan minyak, bahkan ada pula yang memadukannya dengan salad. Kreasi yang paling menonjol yaitu menyajikan serangga itu menjadi sebuah burger.

Banyak yang Penasaran

Awalnya, kuliner burger belalang ini menjadi viral setelah dipopulerkan oleh seorang influencer. Dari situ banyak netizen yang penasaran dan mencobanya hingga semakin populer sampai saat ini.

Burger belalang itu dibanderol dengan harga sekitar 7,50 Saudi Riyal atau sekitar Rp31 ribu. Harga tersebut sudah termasuk roti burger, belalang, bawang bombay, saus tomat, dan topping lain yang bisa disesuaikan.

Salah satu influencer media sosial dari Arab Saudi, Iyad Al Hamoud, secara aktif mempromosikan kuliner tersebut. Tak hanya burger belalang, ia juga mempromosikan makanan belalang yang diimpor dan dibumbui dengan ramuan alpine. Camilan itu dibanderol dengan harga 172 riyal atau sekitar Rp717 ribu per kantong.

Ia mengajak orang-orang Arab Saudi untuk mencoba masakan belalang itu. Namun, pendapat orang-orang tentang makanan itu pun beragam.

Beberapa orang memandang sebagai masalah pilihan pribadi atau mengikuti tradisi leluhur. Di mana, para ulama terdahulu bahkan Nabi Muhammad SAW memakan belalang.

Sementara itu, sebagian orang lain mengasosiasikannya dengan kemiskinan dan menganggapnya tidak perlu mengingat beragamnya makanan yang tersedia.

Sedangkan yang lainnya melihatnya sebagai hal yang baru dan menarik dalam dunia pangan.

Penulis: Chumaida

Editor/redaktur: Rizky/Wara

Baca Juga : https://lensa44.com/arab-saudi-gelar-festival-halloween-warga-akui-senang/

Share