Brasil Rusuh! Pendukung Bolsonaro Kepung Istana Kepresidenan
Pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menerobos blokade barikade polisi hingga menyerbu gedung kongres dan Mahkamah Agung, serta mengepung Istana Kepresidenan Planalto yang lokasinya berdekatan di Brasilia pada Minggu (8/1) kemarin.
Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap pelantikan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva pada pekan lalu, di mana pemilihan presiden pada 30 Oktober dimenangkan Luiz Inacio Lula da Silva sebagai presiden setelah mengalahkan Bolsonaro.
Melansir dari AFP, Senin (9/1), lautan pengunjuk rasa yang mengenakan bendera hijau dan kuning membanjiri kursi kekuasaan di Brasilia. Mereka menyerbu ke gedung kongres dan memanjat atap gedung ikonik itu untuk membentangkan spanduk dengan seruan kepada militer Brasil bertuliskan ‘Intervensi’.
Beberapa dari mereka menyerukan intervensi militer untuk mengembalikan Bolsonaro yang berhaluan kanan ke tampuk kekuasaan atau menggulingkan Lula dari kursi kepresidenan.
Dari rekaman media sosial, menunjukkan para perusuh mendobrak pintu dan jendela untuk memasuki gedung kongres, kemudian mengalir masuk secara massal. Mereka lalu mengotori kantor anggota parlemen, bahkan ada yang menghancurkan furnitur di tempat itu.
Polisi yang telah memasang penjagaan keamanan di sekitar lokasi itu, lantas menembakkan gas air mata untuk membubarkan para perusuh dan mengambil alih kontrol atas gedung gedung tersebut, tetapi hal itu sia-sia.
Sementara itu, Presiden saat ini, Luiz Inacio Lula da Silva, segera mengumumkan darurat dengan intervensi keamanan federal di ibu kota Brasilia. Langkah ini ditetapkan hingga 31 Januari mendatang.
Dalam konferensi pers, Lula menyalahkan Bolsonaro. Ia pun mengeluh tentang kurangnya keamanan di ibu kota, seraya mengatakan pihak berwenang telah membiarkan kelompok “fasis” dan “fanatik” membuat kekacauan.
“Para pengacau ini, yang bisa kita sebut Nazi fanatik, Stalinis fanatic fasis fanatik, melakukan apa yang belum pernah dilakukan dalam sejarah negara ini,” kata Lula, dikutip dari Reuters.
“Mereka akan dihukum,” tambahnya.
Lula juga mengkritik ketidakmampuan atau itikad buruk di sejumlah petugas di kepolisian. Ia menuturkan, ada beberapa polisi yang senang ketika pendukung Bolsonaro melakukan kerusuhan di ibu kota beberapa pekan lalu.
Unjuk rasa ini dipicu penolakan hasil pemilihan presiden pada 30 Oktober yang memenangi Luiz Inacio Lula da Silva sebagai presiden mengalahkan Bolsonaro.
Bolsonaro sudah berulang kali mempertanyakan, tanpa bukti, kredibilitas sistem pemungutan suara elektronik di negara itu. Ia menilai hasil pemungutan suara itu diperoleh secara curang, banyak pendukung garis kerasnya pun juga memercayai dia. (SC/L44)