HeadlineLensa Terkini

BMKG Rilis Potensi Cuaca Saat Imlek 2023, Simak Detailnya

Badan meteorologi, klimatologi dan geofisika (BMKG) merilis prediksi cuaca yang berpotensi terjadi pada periode Imlek 2023, yang jatuh pada 22 Januari 2023.

Dilansir dari keterangan resminya, Sabtu (21/1), BMKG menjelaskan bahwa akan terjadi potensi hujan dengan intensitas sedang-lebat di sejumlah wilayah di Indonesia.

Meski tidak merata, tetapi hujan intensitas sedang-lebat akan terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali.

Kemudian di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Sementara itu, dalam periode sepekan mulai 19 Januari hingga 25 Januari 2023, potensi hujan dengan intensitas serupa juga diprediksi bakal mengguyur sebagian wilayah Indonesia.

Adapun wilayah yang dimaksud adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.

Lalu Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Dalam pantauan BMKG, cuaca hujan dengan intensitas sedang-lebat itu terjadi karena adanya dinamika atmosfer. Juga, karena Monsun Asia, angin yang bergerak dari arah barat membawa massa udara yang lebih banyak, kini masih terpantau aktif di wilayah Asia.

“Sementara itu potensi seruakan dingin dan aliran lintas ekuator tidak terlalu aktif saat ini, tapi masih dapat meningkat dalam sepekan ke depan yang dapat berdampak secara tidak langsung pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah Indonesia,” kata BMKG.

Sementara pertumbuhan awan hujan itu, katanya, disebabkan oleh Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin yang saat ini cukup aktif di wilayah timur Indonesia.

Melihat potensi cuaca tersebut, BMKG pun merilis beberapa rekomendasi untuk pihak terkait dan masyarakat, di antaranya:

Pertama, memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Kedua, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif.

Ketiga, masyarakat pengguna transportasi angkutan penyeberangan perlu meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi kondisi tersebut.

Keempat, melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

Kelima, menggencarkan sosialisasi, edukasi dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan/pengurangan risiko bencana hidrometeorologi (banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi).

Keenam, lebih mengintensifkan koordinasi, sinergi dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometeorologi.

Terakhir, terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *