Lensa Jogja

Atasi Darurat Sampah, Bantul Siapkan TPST Skala Kecil

Meski tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Piyungan telah dibuka kembali tetapi hal itu tidak menghentikan langkah Kabupaten Bantul untuk terus menghidupkan kantong-kantong penampungan sampah berskala kecil di tingkat desa.

Salah satunya TPST 3R Gerbang Mawar Asri di Kelurahan Bangunharjo, Sewon, Bantul.  Di sini sampah anorganik yang sudah terpilah dimusnahkan dengan cara dibakar. Konsep yang diinisiasi bersama Bumkal Bangkit Karya Bangunharjo ini menyediakan dua tungku pembakaran yang berkapasitas masing-masing satu ton per harinya.

Tungku raksasa berbahan bata ringan ini, di dalamnya juga dirancang dengan sistem konverter guna menetralisir asap hasil pembakaran sehingga tidak menimbulkan polusi udara.

Selain dibakar, sampah berjenis plastik sebagian juga didaur ulang menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis. Sistem pengendailan sampah ini bakal terus dikembangkan sebagai langkah mewujudkan Bantul bersih sampah 2025 secara mandiri dengan target sampah selesai di tingkat desa.

“Dengan adanya itu (masalah sampah) saya mengumpulkan tokoh masyarakat untuk membuat TPST, untuk mengatasi (sampah) sementara,” kata Sumaryadi, koordinator TPST 3R Bangunharjo.

Sementara itu guna mendukung konsep kemandirian TPST Gerbang Mawar Asri ini, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bantul memberikan bantuan berupa drum komposter sebanyak 10 buah senilai 7 juta rupiah. Drum komposter ini sebagai alat untuk mengelola sampah organik tanpa mesin, yang jika mampu dikelola secara mandiri dan profesional justru memiliki potensi ekonomi tinggi.

Selain di Bangunharjo, TPST di Modalan, Niten dan Murtigading  juga telah gencar diaktifkan agar masalah sampah bisa diselesaikan secara mandiri, bahkan hingga tingkat pedukuhan.

Melalui SK Bupati, Pemkab Bantul juga bakal mengoptimalkan pengolahan sampah di tingkat pedukuhan dengan menggunakan dana dari P2BMP atau Program Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pedukuhan senilai 50 juta rupiah. Hal ini dimaksudkan sebagai percepatan budaya baru di skala rumah tangga di kawasan pemukiman untuk memilah sampah dari asalnya.

Jika skenario ini berjalan, Bantul dipastikan ke depannya sudah tidak lagi bergantung pada TPST Piyungan. Apalagi pembukaan TPST Piyungan pun disinyalir hanya bersifat sementara lantaran masih menggunakan metode Sanitary Landfill, yaitu sistem pengelolaan sampah dengan menumpuk sampah di lahan yang cekung, dipadatkan dan ditimbun. Dengan cara ini, suatu saat pasti akan penuh dan tidak bisa menampung sampah lagi.

Penulis: Joko Pramono

Editor/redaktur: Rizky / Wara

Share

7 thoughts on “Atasi Darurat Sampah, Bantul Siapkan TPST Skala Kecil

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *