Lensa Jogja

Curah Hujan Tinggi Sebabkan Kualitas Bawang Merah Menurun

Cuaca ekstrem yang terjadi di Yogyakarta belakangan ini berdampak pada berbagai sektor, salah satunya bidang pertanian. Cuaca buruk tersebut membuat panen bawang merah mengalami penurunan kualitas karena intensitas hujan yang tinggi.

Sejumlah pedagang bawang merah di Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta pun turut merasakan dampak tersebut. Tingginya intensitas hujan membuat tanaman bawang merah berjamur dan kualitas bawang merah menurun.

Menurut penuturan Endang, salah seorang pedagang bawang merah, meski kualitas cenderung menurun, namun harga bawang merah di pasaran cenderung stabil, yakni berada di angka  22-28 ribu rupiah per kilogramnya. Harga ini untuk bawang merah dengan kualitas yang bagus.

Sementara untuk bawang merah dengan kualitas rendah, para pedagang menjual dengan harga jauh lebih murah yakni 10 hingga 12 ribu rupiah per kilogramnya.

“Kalau keadaan saat ini memang harga stabil, tidak naik. Cuman barangnya tidak terlalu bagus karena kena hujan. Bawang merah itu kalau panenan aslinya bagus bagus, tapi karena kena air hujan jadi tidak bagus. Agak jelek gitu. Rata rata kalau harga sekarang tertinggi itu 28 eceran ya kalau yang bima ya. Kalau yang Jawa Kulon Progo nih karena baru panen 22,  23, 24 (ribu rupiah),” ujar Endang, selaku pedagang bawang merah.

Kualitas bawang merah yang menurun membuat minat para pembeli pun ikut menurun. Hal itu karena banyak pembeli yang merasa kecewa, lantaran bawang merah yang dijual di pasaran berkualitas rendah dan cenderung basah.

Guna mengantisipasi kondisi bawang merah yang basah, para pedagang harus menjemur bawang merah terlebih dahulu antara 7-10 hari. Namun, karena hujan yang sering turun, proses penjemuran jadi tidak maksimal. (AR/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *