Tetap Waspada, BMKG DIY Prediksi Hujan Hingga Bulan November
Secara umum, diperkirakan wilayah Yogyakarta meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kulon Progo, Gunungkidul dan Bantul akan berpotensi hujan, baik rendah, sedang maupun tinggi. Oleh karena itu, warga diminta untuk tetap mengantisipasi dampak yang disebabkan turunnya hujan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Daerah Istimewa Yogyakarta (BMKG DIY) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dengan potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, angin kencang dan tanah longsor akibat adanya cuaca ekstrem.
Faktor yang menyebabkan hujan kali ini adalah adanya pengaruh skala global dari La Nina fase lemah. Suhu permukaan laut di selatan Pulau Jawa kini cenderung menghangat dan adanya fenomena pengganggu skala cuaca.
“Untuk wilayah Sleman, hampir merata ya meskipun secara klimatologi curah hujan paling tinggi di wilayah Sleman Utara di daerah dataran tinggi. Secara topografi, wilayah dataran tinggi memang berpotensi hujan yang tinggi. Pada umumnya, wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sudah terkena hujan semua,“ ujar Andriyas Arya Prabowo, selaku Staf Analisis Iklim Stasiun Klimatologi DIY, Senin (17/10).
Pada bulan Oktober, curah hujan cenderung intens, baik dari segi frekuensi maupun intensitas. Analisis dari BMKG menunjukkan, curah hujan sangat lebat di atas 100 milimeter dalam satu hari. Hujan dengan intensitas tinggi tersebut terjadi menyeluruh di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hujan yang berturut-turut pun mengakibatkan sejumlah titik di Yogyakarta mengalami banjir dengan ketinggian 40-50 sentimeter. Hal tersebut membuat pengendara harus mengurangi laju kendaraannya.
Selain itu, hujan deras juga mengakibatkan tanah longsor. Longsor tersebut terjadi di Dusun Dayakan-Prambanan dan Dusun Karangtanjung di Kalurahan Pandowoharjo, Kabupaten Sleman serta Dusun Poyahan, Kalurahan Seliharjo, Kabupaten Bantul, dan beberapa daerah lainnya. BMKG memperkirakan bahwa hujan akan berlangsung hingga bulan November 2022. (ARR/L44)
