Lensa OlahragaLensa Terkini

Taruhan Piala Dunia Qatar 2022, Berapa Sih Keuntungannya?

Piala Dunia 2022 telah menjadi ajang paling bergengsi pada akhir tahun ini. Pesta sepak bola dunia yang paling ditunggu-tunggu itu membuat para pecintanya bahkan melakukan taruhan atau judi untuk timnas jagoannya.

Sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, diketahui Qatar yang merupakan negara mayoritas penduduknya Islam menerapkan prinsip syariah dengan melarang adanya minuman alkohol hingga daging babi selama gelaran sepak bola berlangsung.

Kendati begitu, negara Islam ini ternyata tetap tak bisa membentengi gelaran Piala Dunia dari para pelaku bursa taruhan yang menjadikannya sebagai ajang judi bola. Adapun yang dijadikan taruhan dalam hal ini adalah memprediksi negara mana yang akan memenangi Piala Dunia dan pemain mana yang akan mencetak gol terbanyak.

Menurut American Gaming Association (AGA) negara bagian Amerika Serikat, termasuk Washington D.C, telah melegalkan taruhan secara online. Sedangkan negara bagian lain sudah melegalkan judi online sejak 2018, saat Piala Dunia tahun 2018 lalu.

Selain itu, AGA juga menyebutkan para petaruh Amerika ini mayoritas memilih Argentina, Brasil, atau Amerika Serikat sebagai kandidat yang memiliki peluang untuk memenangkan semuanya.

AGA memperkirakan ada sebanyak 20,5 juta orang Amerika berencana untuk bertaruh dengan total 1,8 miliar dolar AS atau setara Rp28 triliun pada turnamen Piala Dunia 2022.

“Saat Piala Dunia dimulai, siapa pun yang terlibat dalam aksi harus memiliki rencana permainan untuk bertaruh secara bertanggung jawab. Artinya menetapkan anggaran, membuatnya tetap menyenangkan, mempelajari peluang, dan bermain dengan operator yang legal dan teregulasi.” kata Wakil Presiden Senior AGA Casey Clark dalam siaran pers, dikutip pada Kamis (8/12).

Clark menambahkan, dengan banyaknya jumlah negara bagian yang melegalkan judi online, maka Piala Dunia 2022 akan menjadi pertandingan sepak bola yang paling dipertaruhkan dalam sejarah Amerika Serikat.

Lebih lanjut, perjudian legal ini tidak boleh bermasalah dengan hukum karena bertaruh pada Piala Dunia atau acara olahraga lainnya. Namun, kegiatan ini tidak dipungkiri bagi petaruh untuk melakukan kebiasaan berbahaya.

Sebagai informasi, menurut analisis Barclays Plc nilai taruhan pada Piala Dunia 2022 disinyalir tembus USD35 miliar atau setara dengan Rp550 triliun. Nilai ini meningkat 65% dari sebelumnya setelah lonjakan perjudian online selama pandemi.

Sementara itu, Analis James Rowland Clark juga mengatakan bahwa faktor yang mendorong tingginya nilai taruhan adalah karena Piala Dunia 2022 diselenggarakan bertepatan pada musim dingin.

Hal ini membuat banyak orang Eropa memilih tidak pergi berlibur dan mengalokasikan dananya untuk mengikuti taruhan. Berbeda dengan Piala Dunia yang diadakan di musim panas, banyak orang yang memanfaatkan musim tersebut untuk berlibur atau menyaksikan pertandingan secara langsung.

Para analis juga memperkirakan, lonjakan taruhan ini akan meningkatkan keuntungan dari induk Ladbrokes, Entain Plc, yang menurut Barclays memiliki lebih banyak paparan Piala Dunia daripada pemilik Paddy Power, Flutter Entertainment Plc, berkat kehadiran kuat sang pembuat di Eropa dan Amerika Latin.

Sementara itu, dilansir dari Bloomberg, ada lima pertandingan dengan hasil seri yang menguntungkan bandar judi pada umumnya karena sebagian besar para penjudi cenderung bertaruh pada satu kemenangan tim.

Kemudian dari data perusahaan intelijen taruhan H2 Gambling Capital, pelanggan dari bandar taruhan berlisensi akan mempertaruhkan sekitar USD400 juta pada setiap pertandingan grup yang dimainkan di Piala Dunia ini. Sementara, sekitar USD1 miliar untuk per pertandingan sistem gugur serta USD2,5 miliar pada final tahun ini. (AM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *