Lensa Terkini

Tanggapi Statement Menag, Haedar Nashir: Ironi Keindonesiaan

Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Muhammadiyah turut memberikan komentarnya terkait pernyataan Menag Yaqut yang menyebut bahwa Kementerian Agama adalah hadiah negara hanya untuk NU semata, dan bukan untuk umat Islam keseluruhan.

“Namun, masih saja ada yang belum beranjak akil balig dalam berbangsa dan bernegara. Semisal elite negeri yang menyatakan suatu kementerian negara lahir diperuntukkan golongan tertentu dan karenanya kayak dikuasai oleh kelompoknya. Suatu narasi radikal, yang menunjukkan rendahnya penghayatan keindonesiaan.” Kata Haedar, dikutip pada Senin (25/10).

Melansir dari akun twitter Muhammadiyah, Haedar menilai, dengan mengeluarkan statement seperti itu, maka Menag telah keluar dari fondasi yang menjadi jiwa, pikiran, cita-cita, dan tujuan kemerdekaan Indonesia.

Ia menambahkan bahwa pernyataan tersebut memperlihatkan bagaimana rendahnya penghayatan keindonesiaan. Indonesia diperjuangan oleh berbagai elemen masyarakat dulu kala, maka tidak sepatutnya Indonesia tiba-tiba direngkuh menjadi miliknya.

 “Inilah ironi keindonesiaan, suatu ironi bernegara yang sejatinya berlawanan arus dengan gempita aku pancasila, aku indonesia, aku bhineka tunggal ika, dan NKRI harga mati. Ironi sebagai bukti, indonesia ternyata belum menjadi milik semua.” Ujarnya.

Lebih lanjut, merujuk pada Pancasila, Haedar kembali mengingatkan bahwa Pancasila sudah sangat mencakup semua elemen masyarakat yang ada di Indonesia, tanpa diskriminasi minoritas atau mayoritas.

“Kurang apa lagi? Semua menunjukkan substansi yang hakiki bahwa negara Republik Indonesia itu merdeka untuk semua rakyat Indonesia tanpa kecuali, tanpa diskriminasi, dan tanpa arogansi oleh sekelompok kecil maupun besar apapun yang merusak kebutuhan, persatuan, dan kebersamaan.” Sambungnya. (AKM/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *