Sistem Pengolahan Sampah Pasar Niten Resmi Dioperasikan
Pemerintah Kabupaten Bantul terus berupaya menggeber capaian penanganan sampah berskala kawasan guna menuju Bantul Bersih Sampah 2025. Kali ini, sebuah sistem pengolahan sampah bernama Intermediate Treatment Facility (ITF) mulai resmi dioperasikan untuk menangani sampah di kawasan Pasar Niten dengan kapasitas lima ton per hari.
ITF di Pasar Niten, Sewon, Bantul ini merupakan sebuah sistem pengolahan sampah dengan menerapkan konsep terpadu dan berkesinambungan.
Sampah-sampah yang terkumpul dari area pasar nantinya akan dipilah di atas mesin pemilah sampah. Belasan petugas akan berdiri di samping mesin pemilah yang menyerupai eskalator dan akan memisahkan sampah organik dan non-organik.
Sampah organik dibiarkan masuk ke dalam mesin pencacah untuk nantinya akan diolah kembali ke dalam mesin Rotary Kiln Elektrik. Di dalam tabung berdiameter 160 sentimeter ini, sampah organik diaduk secara otomatis. Nantinya akan menghasilkan pupuk kompos atau media tanam.
Mesin yang mengadopsi sistem pengaduk semen otomatis ini akan berputar setiap delapan jam sehari, selama 15 menit. Sedikitnya, ada 12 mesin serupa yang beroperasi di tempat ini.
Sedangkan sampah anorganik akan disatukan dengan mesin pres untuk dijual kembali.
Pemkab Bantul Serius Tangani Sampah
Diluncurkannya ITF di Pasar Niten ini adalah bagian dari keseriusan Pemkab Bantul untuk menyerap sampah yang setiap harinya masih ada sekitar 170 ton.
“Selain sampah di Bantul, nanti akan diolah juga sampah yang ada di luar Bantul. Karena kapasitas ini akan terus kita tingkatkan,” ungkap Abdul Halim Muslih, Bupati Bantul.
“Ini nantinya juga akan dibeli oleh Dinas pertanian sendiri, karena Dinas Pertanian memerlukan kompos untuk terutama tanaman hortikultura kita,” lanjutnya.
Pihaknya juga tengah berupaya memaksimalkan seluruh TPST yang tersebar di beberapa kalurahan, dengan harapan misi Bantul Bersih Sampah 2025 bakal segera terwujud.
Fasilitas pengolahan sampah berkapasitas lima ton ini disebut telah menghabiskan anggaran sebesar Rp4 milyar. Intermediate Treatment Facility (ITF) digadang-gadang tak sekedar mampu mengolah sampah organik dan non-organik menjadi benda bernilai jual, tapi sekaligus menyelesaikan permasalahan sampah berskala kawasan.
“Sementara kita menyelasaikan sampah pasar dulu. Karena kan sampah pasar itu 15 ton sendiri perhari. Lha ini nanti kita bisa menyelesaikan 5 ton perhari kalau nanti sudah berjalan,” ujar Rudi Suharta, Kabid Pengelolaan Sampah DLH Bantul.
Dalam peresmian operasional Intermediate Treatment Facility (ITF) di Pasar Niten ini juga turut ditampilkan aneka ragam hasil pengolahan sampah dari para pelaku dan penggiat lingkungan di seluruh kapanewon di Bantul.
Mulai dari produk tas berbahan residu, hiasan rumah berbahan limbah plastik, hingga sabun berbahan limbah minyak goreng.
Dipamerkan pula beberapa teknologi pengolah limbah yang mampu mengubah beragam jenis sampah utamanya non organik menjadi produk bernilai ekonomis.
Penulis: Joko Pramono
Editor/redaktur: Rizky/Wara
Baca : https://lensa44.com/antisipasi-risiko-bencana-fprb/