Lensa Manca

Semakin Terdesak, Taliban Mohon ke AS untuk Cairkan Aset

Taliban memohon kepada Kongres AS untuk dapat mencairkan aset Afghanistan senilai miliaran dolar yang dibekukan sejak kelompok tersebut mengambil alih kekuasaan.

Amir Khan Muttaqi, Menteri Luar Negeri Afghanistan di rezim Taliban, mengklaim bahwa ancaman terbesar yang dialami Afghanistan saat ini adalah masalah keuangan.

“Akar dari masalah ini adalah dibekukannya aset warga negara kami oleh pemerintah Amerika,” ujar Muttaqi, melansir dari AFP pada Kamis, (18/11).

Ia berharap, anggota kongres Amerika Serikat memikirkan dengan serius permintaan dari kelompoknya. Terlebih, ia juga meminta pintu hubungan di masa depan terbuka, aset Bank Sentral Afghanistan dicairkan, dan sanksi atas bank dapat dicabut.

Rezim Taliban mengerti kekhawatiran masyarakat internasional soal nasib Afghanistan di tangan kepemimpinan kelompoknya, terlebih soal penegakan hak asasi manusia. Akan tetapi, Muttaqi berharap masyarakat internasional dapat bersikap positif demi memberikan Taliban kesempatan untuk membangun kepercayaan.

Tidak hanya itu, Muttaqi juga mewanti-wanti situasi ekonomi di Afghanistan yang semakin terpuruk dapat menyebabkan gelombang eksodus imigran ke luar negeri. Krisis ekonomi yang mengancam Afghanistan kini juga dapat menimbulkan masalah bagi negara luar.

“Jika situasi ini terus terjadi, pemerintah Afghanistan dan masyarakat akan menghadapi masalah dan akan menjadi penyebab dari migrasi massal di wilayah ini dan dunia, pun juga akan menyebabkan masalah kemanusiaan dan ekonomi,” ujarnya.

Saat ini, Afghanistan menyimpan aset senilai hampir US$9,5 miliar (Rp135,3 triliun) di bank sentral AS, Federal Reserve. Sementara di negara-negara Eropa lainnya seperti di Bank for International Settlements, aset negara itu diperkirakan mencapai US$1,3 miliar (Rp18,5 triliun).

Negara-negara Barat menangguhkan hubungan dengan Afghanistan, termasuk aliran bantuan dan pembekuan aset-aset negara tersebut, semenjak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus silam.

Shah Mehrabi, pejabat tinggi bank sentral Afghanistan, mengatakan bahwa situasi keuangan Afghanistan kini semakin putus asa karena jumlah kas uang tunai yang dipegang semakin berkurang.

Mehrabi bahkan memperkirakan rezim Taliban hanya memiliki uang tunai yang cukup untuk menjaga Afghanistan kira-kira sampai akhir 2021 saja. (MRS/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *