Lensa Jogja

Selendang, Film Garapan SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta Borong Tiga Penghargaan Nasional

Film pendek berjudul ‘Selendang’ garapan siswa jurusan Broadcasting dan Perfilman SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta, berhasil meraih prestasi di tingkat nasional.

Film karya MBC Pictures yang diproduksi dalam kurun enam bulan ini, meraih tiga kejuaraan di kompetisi film pendek nasional tingkat SMA/SMK yang berbeda.

Film ini meraih juara pertama Short Movie Competition dalam ajang Moehi National Competition (MONACO) #7 2022 yang digelar pada bulan Oktober lalu. Selain itu, dalam ajang Communication Festival (COMMFEST) 2022 yang diinisiasi Universitas Mercu Buana Jakarta, film Selendang meraih gelar Sinematografi Terbaik dan Film Terbaik pada bulan Desember ini.

Rafarrel Van Gizza, Sutradara film ‘Selendang’, mengatakan proses pembuatan film ini memakan waktu hingga enam bulan. Pasalnya, riset film yang dibutuhkan berlangsung hampir dua bulan untuk mengeksplorasi dan menemukan skenario film agar berjalan dengan baik.

“Film ini kami buat selama 6 bulan. Nah, kami lakukan riset itu setidaknya membutuhkan waktu 2 bulan. Ini merupakan kerja keras kita agar melahirkan film yang berkualitas, tidak sekadar menyaksikan filmnya saja, tapi bagaimana para penonton setelah menyaksikan film ini dapat mengambil pesan yang didapatkan,” ujarnya saat acara Screening Film Pendek Selendang di studio SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Kamis (29/12) lalu.

Gizza berharap, melalui karya film ini dapat memberikan motivasi dan juga inspirasi bagi seluruh masyarakat, utamanya orang tua agar tidak mengekang anak dalam mengembangkan talenta.

Selain itu, dapat mendorong kepada seluruh anak-anak di Indonesia agar dapat menyuarakan isi hatinya kepada orang tua, terhadap talenta yang dimiliki, sehingga dapat membawa masa depan yang lebih baik.

“Kita (lewat film ini) ingin membangun bahwa anak-anak, lebih tepatnya menyuarakan apa yang ingin mereka sampaikan (talenta) kepada orang tuanya tanpa sekali lagi adanya unsur paksaan dari orang tua,” sambung siswa kelas XI Broadcasting itu.

Film Selendang sendiri, menceritakan bagaimana seorang anak harus bisa memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan talentanya tanpa adanya paksaan dari orang tua.

Sang anak diminta agar dapat menyampaikan dan menyuarakan kepada orang tua tentang kemauannya, karena ada talenta yang selama ini terpendam di dalam jiwanya.

Sementara itu, Kepala SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Widi Astuti, S.Pd. menuturkan siswa Broadcasting lebih matang dan mandiri dalam menyiapkan proyek dan karyanya dalam beberapa tahun terakhir ini.

Ia pun mengapresiasi kepada jurusan Broadcasting yang telah memberikan karya terbaik berupa film pendek, yang langsung meraih tiga penghargaan.

“Alhamdulillah, sampai detik ini Broadcasting masih eksis dan mampu memproduksi karya-karya yang luar biasa. Banyak proyek yang dikerjakan mereka. Inilah SMK, yang banyak mengasah skill keterampilan, dan sekarang mereka mampu membuktikan dalam enam bulan ini lewat film Selendang,” kata Widi dalam sambutannya sebelum pemutaran film.

Widi juga menceritakan proses panjang dalam membuka jurusan Broadcasting pada 2018 silam. Sebab sekolah ini terkenal dengan sekolah jurusan IT (teknologi dan informasi).

Sebelumnya, awal mula kelahiran sekolah ini adalah bercorak sekolah bisnis manajemen. Hingga kini, jurusan Broadcasting masih terus eksis dalam melahirkan maha karya luar biasa. Sudah banyak proyek yang digarap oleh jurusan ini, sampai-sampai di hari libur sekolah, jurusan ini tidak libur dalam berkarya.

“Juara itu bonus. Berawal dari banyaknya proyek yang dikerjakan oleh siswa Broadcasting, yang akhirnya bisa menunjukkan melalui prestasi itu. Saya berharap, Broadcasting SMK Muhiyo tetap berjaya dan menjadi rujukan sekolah lain yang ingin belajar terkait penyiaran dan perfilman,” sambungnya.

Film pendek Selendang yang diproduksi oleh MBC Pictures, merupakan salah satu dari empat proyek yang digarap oleh jurusan Broadcasting dan Perfilman SMK Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Siswa yang mengikuti proyek MBC tersebut, sesuai dengan keinginan dan passion mereka, meskipun yang mengikuti terbatas.

Sementara tiga proyek lainnya yaitu Praktikum Terpadu, setiap bulan yang wajib diikuti oleh siswa Broadcasting, Proyek Tefa (teaching factory) yang langsung produksi sesuai standart industri, dan Proyek Semester yang wajib diikuti siswa kelas X-XII Broadcasting yang berbeda karyanya setiap kelas. (SC/L44)

Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *